Senin 09 Mar 2015 15:53 WIB

Sequislife Berbagi Ilmu Wirausaha pada Penerima Kaki Palsu

Red: Satya Festiani
Sequislife
Foto: app
Sequislife

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Sequis Life (Sequislife) bersama Yayasan Peduli Tuna Daksa (YPTD) merayakan Hari Perempuan Internasional dengan menghadirkan penerima kaki palsu yang telah merintis usaha yaitu Nurdani (27). Perusahaan juga menampilkan demo masak roll cake batik dari Linda A Budiono, wirausahawati roll cake batik asal Bekasi. Acara demo kue roll batik, dan tips memulai usaha ini dihadiri oleh sekitar 20 perempuan penerima kaki palsu dari Sequislife yang datang dari Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Lampung.

Head of Corporate Branding, Marketing & Communications Sequislife, Stephanie Gondokusumo, mengatakan, perempuan saat ini telah banyak berperan dalam berbagai aspek kehidupan, untuk itu perempuan sendiri perlu menyadari bahwa mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas dirinya agar dapat maksimal menjalankan perannya dalam keluarga, lingkungan kerja dan sekitar.  “Peran yang sama juga berlaku bagi penyandang disabilitas terutama bagi mereka yang memiliki keluarga, di mana Ibu berperan membesarkan anak dan ikut menyokong finansial keluarga. Namun seringkali peran tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena terkendala oleh kekurangan yang dimiliki, pada akhirnya dapat berdampak pada masa depan keluarga," ujarnya dalam siaran pers, Senin (9/3).

Untuk itu di Hari Perempuan Internasional, Sequislife mencoba berbagi pengetahuan wirausaha kepada perempuan penerima kaki palsu dari program From Disable To The Able Sequislife yaitu bantuan 1.000 kaki palsu kepada yang membutuhkan. “Kami mengajak mereka belajar menjadi wirausaha, salah satunya dengan membuat roll cake batik. Peserta juga ada yang diajak ikut masak bersama, juga diberikan tips cara membuat kemasan yang menarik, cara menentukan harga jual, hingga tips menjadi wirausaha dari pembicara. Dengan contoh dan tips yang diberikan, kami harapkan bisa memotivasi para ibu penerima kaki palsu bahwa mereka juga memiliki kesempatan untuk ikut berperan sebagai perempuan mandiri dan bermanfaat," ujarnya.

Stephanie juga mengatakan bahwa menjadi seorang wirausaha telah menjadi pilihan hidup banyak orang, dan sebagai perusahaan dengan kegiatan CSR yang memberikan bantuan kaki palsu, Sequislife menghimbau penerima kaki palsu tidak kembali hidup seperti sebelumnya namun ada keinginan meraih masa depan untuk meraih hari esok yang lebih baik. “Salah satu cara yang potensial, dan dapat mereka jalankan yaitu bidang wirausaha, sebagai role model kami hadirkan cara membuat roll cake batik dari Linda A Budiono  yang sudah memulai usaha ini terlebih dahulu”, tambah Stephanie.

Sequislife memberikan edukasi dan informasi kepada penerima kaki palsu sejak 2013 melalui kegiatan dengan topik Langkah & Semangat Baru Untuk Hari Esok Lebih Baik, saat ini sudah memasuki tahap yang kelima. “Wirausaha menjadi pilihan kami karena bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja termasuk para penerima kaki palsu. Dengan mendengar dan melihat langsung dari mereka yang sudah menjalani bidang wirausaha, kami berharap penerima kaki palsu terinspirasi untuk mendeklarasikan diri menjadi wirausaha baru," ujarnya.

Di acara ini, penerima kaki palsu diajarkan mulai dari bahan baku, cara membuat adonan, hingga cara membatik di atas roll cake.  Linda meninggalkan dunia kerja yang telah 20 tahun Ia geluti kemudian memilih terjun di bisnis kuliner sejak April 2014. Saat ini, ia tidak hanya menjual namun juga telah membuka kursus. “Saya memulai bisnis ini dari modal awal sekitar 100 ribu, cara pembuatannya juga tidak sulit yang penting tekun dan terus mencoba”, tutur Linda ketika menjelaskan resep masakan kepada penerima kaki palsu di Yayasan Peduli Tuna Daksa di Sunter Podomoro Jakarta.

Linda juga mendorong peserta untuk memilih jalur wirausaha. “Dengan berwirausaha, dapat membantu penghasilan keluarga dan membuat kita menjadi perempuan mandiri. Awalnya kita ketahui dulu apa yang kita suka, lalu kita ukur kemampuan dan daya kita, kemudian cari tahu bagaimana potensinya di pasar. Bisa dimulai dari yang terdekat seperti keluarga dan tetangga. Jangan lupa wirausaha perlu memiliki semangat dan ketekunan, awalnya bisa jadi gagal atau dipertengahan bertemu kendala seperti bahan baku naik, pesaing bertambah, disitu ujian bagi wirausaha untuk berinovasi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement