Rabu 11 Mar 2015 06:00 WIB

Bank of England: Sangat Bodoh Jika Atasi Inflasi Gunakan Stimulus

Rep: c94/ Red: Satya Festiani
Gubernur Bank of England Mark Carney
Foto: Reuters
Gubernur Bank of England Mark Carney

EKBIS.CO, LONDON -- Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan akan sangat bodoh untuk menggunakan stimulus moneter untuk memerangi inflasi Inggris yang disebabkan oleh penurunan harga minyak, Selasa (10/3).

Carney mengatakan, inflasi harga konsumen Inggris kemungkinan akan jatuh menjadi sekitar nol dalam beberapa bulan mendatang. Inflasi akan tetap berada pada angka tersebut untuk sebagian besar di sisa tahun karena telah mencapai tingkat terendah dalam catatan pada bulan Januari sebesar 0,3 persen.

"Hal itu akan sangat bodoh bila mencoba untuk bersandar pada harga minyak yang jatuh hari ini," kata Carney anggota parlemen di parlemen Inggris.

Menurut Carney, hal ini karena dampak dari stimulus tambahan yang akan terjadi, baik setelah jatuhnya harga minyak. "Setelah pindah melalui ekonomi dan kami hanya akan menambah volatilitas yang tidak perlu."

Sementara BoE telah mengatakan,  akan mengharapkan langkah selanjutnya pada kebijakan moneter sehingga menaikkan suku bunga. Selain itu, akan mungkin memotong lebih jauh di bawah rekor terendah yakni 0,5 persen jika inflasi yang sangat rendah akan memperkuat.

Disandur dari reuters, BoE diberi mandat oleh pemerintah Inggris untuk menjaga inflasi sebesar 2 persen. Saat target beberapa ekonom mempertanyakannya. Carney mengatakan bahwa dalam teori, target inflasi bisa berubah dalam menanggapi guncangan berkepanjangan seperti yang disebabkan oleh kemajuan teknologi besar yang akan positif bagi produktivitas.

"Tapi itu adalah penyesuaian mabuk yang dibuat oleh parlemen, pemerintah dari waktu ke waktu, melalui debat publik, sebagai lawan dari reaksi terhadap penyimpangan sementara inflasi," tambahnya.

Carney menegaskan bahwa pandangannya terhadap pasar perumahan Inggris disajikan sebagai salah satu risiko terbesar bagi stabilitas keuangan.

Sebab, ia belum melihat tanda-tanda bahwa standar kredit telah memburuk bagi calon investor yang membeli properti untuk dijual kembali. Hal ini  menyusul keputusan pemerintah untuk memungkinkan pensiunan bebas untuk menginvestasikan kembali dana pensiun sejak April.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement