Kamis 12 Mar 2015 19:08 WIB

Hadapi MEA, Astindo Minta Tenaga Kerja Punya Sertifikasi

Rep: C75/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung berburu informasi dan tiket perjalanan wisata saat berlangsung Astindo International Travel Fair 2013 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (23/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung berburu informasi dan tiket perjalanan wisata saat berlangsung Astindo International Travel Fair 2013 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (23/3).

EKBIS.CO, LOMBOK BARAT- Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) mendorong agar seluruh tenaga kerja di Indonesia bisa diberikan keterampilan dan pelatihan. Sehingga tenaga-tenaga kerja yang ada mempunyai sertifikasi kompetensi.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Astindo, Elly Hutabarat mengharapkan pemerintah pusat mendorong agar tenaga-tenaga kerja yang ada bisa diberikan pelatihan dan kemampuan. Dimana, mengingat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah diberlakukan.

"Tenaga kerja kita bisa mendapatkan pelatihan. Pasalnya, kita tahu MEA akan terjadi dan itu dilakukan untuk melindungi tenaga kerja," ujarnya kepada wartawan di Senggigi, Lombok Barat, Kamis (12/3).

Menurutnya, dirinya khawatir dengan pemberlakukan MEA, sementara kemampuan kompetensi tenaga kerja belum mumpuni. "Tenaga-tenaga kerja akan terlibas nantinya jika tidak mempunyai kemampuan," ungkapnya.

Ia menuturkan, saat ini, tenaga kerja Filipina merajai industri di Singapura dan mempunyai sistem training yang bagus. "Harapan kita pemerintah membendung dengan cara memberikan pelatihan skill," ungkapnya.

Elly mengatakan standarisasi kompetisi harus dilaksanakan untuk seluruh tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, ke depan Indonesia tidak hanya menjadi pasar. Akan tetapi, menjadi kreator.

"Saingan pertama kita di era MEA ini adalah Vietnam dan Filipina," ungkapnya.

Menurutnya, kompetensi tenaga kerja di Indonesia dirasa masih kurang dibawah Filipina. Dimana, rata-rata kemampuan tenaga kerja Indonesia berada dikisaran 60-70 persen. "Jangan yang namanya kemajuan itu membuat kita menjadi korban," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement