Senin 16 Mar 2015 16:44 WIB

Neraca Perdagangan Februari 2015 Surplus 740 Juta Dolar AS

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Djibril Muhammad
Nilai ekspor Impor: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memberi konferensi pers tentang ekspor impor di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Nilai ekspor Impor: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memberi konferensi pers tentang ekspor impor di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/2).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 surplus 740 juta dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan pada Januari-Februari 2015 surplus 1,48 miliar dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan surplus terjadi pada neraca migas dan nonmigas.  Neraca migas Februari surplus 170 juta dolar AS. Sedangkan neraca nonmigas surplus 570 juta dolar AS.

Suryamin mengatakan hal Ini merupakan fenomena menarik karena biasanya surplus hanya terjadi pada neraca nonmigas, sedangkan neraca migas kerap mengalami defisit.

"Ini merupakan yang pertama sejak lima tahun terakhir di mana neraca migas dan non migas mengalami surplus," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin. (16/3).

Nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai 12,29 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibandingkan Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen.

Penurunan ekspor Februari 2015 terhadap Januari 2015 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 7,83 persen dari 11.279 juta dolar AS menjadi 10.395 juta dolar AS. Begitu pula dengan ekspor migas turun sebesar 8,82 persen dari 2.076 juta dolar AS menjadi 1.893 juta dolar AS.

"Penurunan ekspor ini karena memang menurunnya permintaan dari negara-negara tujuan akibat pelemahan ekonomi global seperti Tiongkok dan Jepang," kata Suryamin.

Penurunan kinerja ekspor ini terbantu dengan turut menurunnya kinerja impor. Bahkan, penurunan impor lebih besar ketimbang ekspor. Nilai impor Februari 2015 sebesar 11,55 miliar dolar AS atau turun 16,24 persen dibanding Februari 2014. Bila dibanding Januari 2015, impor Februari turun mencapai 8,42 persen.

"Ekspor turun 7,83 persen terhadap Januari 2015. Akan tetapi penurunan impor lebih dalam. Semoga ini karena memang upaya pemerintah yang mencoba menekan impor," ucap Suryamin.

Penurunan impor Februari 2015 terhadap Januari 2015 disebabkan turunnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 395,3 juta dolar AS (18,70) persen dan 665,9 juta dolar AS (6,34 persen).

Suryamin mengatakan, penurunan impor migas dipicu turunnya nilai impor minyak mentah 119,4 juta dolar AS (19,67 persen) dan hasil minyak 300,1 juta dolar AS (22,01 persen). Sementara impor gas meningkat 23,9 juta (16,49 persen).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement