Selasa 17 Mar 2015 05:00 WIB

Green Diesel Solusi Energi di Indonesia?

Red: Taufik Rachman
Biodiesel (ilustrasi)
Foto: olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA--Dalam suatu laporannya, Price Waterhouse Cooper meramalkan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia dari sisi Gross Domestic Product (GDP) pada 2030, bahkan nomor empat dunia pada 2050 dari sisi Purchasing Power Parity (PPP).

Ramalan tersebut akan terwujud jika Indonesia mempunyai pondasi ekonomi yang kokoh dan pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga dan salah satu faktor penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah ketersediaan energi.

Kemandirian energi akan terus menjadi pekerjaan rumah saat ini hingga tahun-tahun mendatang dengan konsumsi energi terutama BBM yang terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk serta menurunnya produksi minya nasional karena semakin menipisnya cadangan minyak.

"Dalam 10 tahun mendatang, kebutuhan energi nasional akan mencapai 7,7 juta barel setara minyak perhari dengan 2 juta barel di antaranya merupakan kebutuhan akan BBM," kata Pemilik Medco Group, Arifin Panigoro dalam diskusi "Menanam Benih Kemandirian" yang diselenggarakan di Jakarta, 14/3.

Namun, kata Arifin, perkiraan ini mengandaikan program-program yang sedang dirintis pemerintah saat ini untuk mengembangkan energi alternatif, misalnya panas bumi.

"Jika gagal, maka kebutuhan BBM pada 2025 akan mencapai 3 juta barel perhari," katanya.

Ia mengatakan, dari sisi produksi, tren penurunan seolah tidak bisa dihindari.

"Jika pada 2014 produksi minyak nasional sebesar 794 ribu barel perhari, maka pada 2025 produksi minyak hanya akan mencapai 453 ribu barel perhari," tuturnya.

Ia menjelaskan, penurunan produksi dipengaruhi banyak hal, salah satunya cadangan minyak yang saat ini hanya mencapai 3,7 miliar barel perhari.

"Celakanya, upaya menambah cadangan minyak melalui kegiatan eksplorasi saat ini sedang menurun akibat harga minyak dunia yang sedang anjlok dan mahalnya investasi, terutama untuk eksplorasi di daerah kawasan Indonesia Timur dan "deepwater"," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement