Jumat 03 Apr 2015 14:00 WIB

Kebijakan Menteri Susi Akibatkan Ikan Mahal di Manado

Red: Erdy Nasrul
 Nelayan memindahkan hasil tangkapan ikan teri di Kalimenir, Indramayu, Senin (5/8).  (Republika/ Yasin Habibi)
Nelayan memindahkan hasil tangkapan ikan teri di Kalimenir, Indramayu, Senin (5/8). (Republika/ Yasin Habibi)

EKBIS.CO, MANADO -- Pengusaha kuliner di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengeluhkan bahan baku ikan mulai berkurang akhir-akhir ini sehingga terpaksa menaikan harga jual.

"Bahan baku ikan dari ikan, jauh berkurang dibanding sebelumnya, akibat penurunan produksi harga bahan baku ikan dari pemasuk naik 10-15 persen," kata Pemilik Rumah Makan (RM) Ocean27 Manado, Ivanry Matu, di Manado, Rabu.

Ivanry mengatakan memang harga ikan saat ini terus berfluktuatif kadang harga naik kadang juga turun.

Namun, dirinya, terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan tanpa harus serta merta menaikkan harga jual makanan.

Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Daniel Pesik mengatakan fluktuasi harga ikan saat ini, katanya, diakibatkan karena cuaca dan juga sebagian pengaruh moraturium kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Kelautan dan Perikanan RI. "Kebijakan tersebut memberikan dampak yang cukup besar ke industri baik kecil maupun menengah di Provinsi Sulut," jelas Daniel.

Dia mengatakan sebenarnya kebijakan tersebut ada sisi positifnya, tapi pemerintah harus melihat kondisi dan situasi daerah masing-masing, apa layak diberlakukan atau tidak. "Kalau di Sulut moraturium tersebut serta transhipment kapal belum layak diberlakukan di Sulut," jelasnya.

Sehingga, katanya, pemberlakuan tersebut membuat banyak tenaga kerja dirumahkan, produksi pabrik ikan turun bahkan ada yang tidak melakukan aktivitas apapun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement