Selasa 07 Apr 2015 17:13 WIB

Ini Cara UKM Agar Bisa Naik Kelas di Era MEA

Red: Indah Wulandari
Usaha kecil, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Usaha kecil, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemberlakuan perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015 tak lantas membuat para pelaku usaha kecil menengah (UKM) gentar.

“Ini menjadi tugas kita semua membantu mendorong UKM-UKM yang ada di Indonesia mampu naik kelas sehingga mampu bersaing secara kompetitif,” ujar founder dan CEO Bukalapak.com Achmad Zaky, Selasa (7/4).

Situs e-commerce ini menaruh perhatian lebih kepada sektor UKM karena dinilai sebagai pemain utama dalam aktivitas ekonomi di dalam negeri. Lantaran memberikan kesempatan kerja yang besar bagi penduduk Indonesia. UKM juga merupakan sumber pendapatan utama maupun sekunder bagi banyak rumah tangga.

"Ada lima hal agar UKM bisa terus berkembang, yaitu dream atau passion, focus, target and goal, serta dream team dan competitive advantage," lanjutnya.

Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa lebih dari 99 persen perusahaan di Indonesia adalah UKM dengan pertumbuhan cukup signifikan, sebesar 2,41 persen menjadi lebih dari 55,87 juta UKM pada 2011-2012.

UKM juga memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia, sebesar 59 persen dan kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebesar 97 persen.

"Meskipun tidak seperti korporasi besar, tapi berada di level menengah dengan jumlah karyawan cukup dan omzetnya miliaran rupiah sehingga pendapatannya dapat mencapai ratusan juta rupiah," sambungnya.

Dijelaskannya, dream (mimpi) dan passion, kedua hal ini bisa membuat performance bisnis tetap tumbuh secara konsisten sekaligus menyelamatkan bisnis ketika kondisi bisnis naik-turun tak menentu.

Dirinya telah membuktikan ketika membangun Bukalapak dari bisnis di sebuah garasi, kemudian berkembang hingga sebesar seperti sekarang ini. Hingga mendapatkan investasi ratusan milyar dari Grup Emtek.

"Beberapa top seller di Bukalapak juga tumbuh secara eksponensial karena mereka memiliki dream dan passion,” ujarnya.

Para pelaku UKM juga harus fokus. Banyak UKM-UKM di Indoneia, bisnisnya tetap kecil karena mereka tidak fokus. Alumni Teknik Informatika ITB ini menekankan bahwa fokus sangatlah penting.

"Ini menjadi penyakit yang banyak menghinggapi UKM-UKM di Tanah Air. Ini harusnya juga menjadi pakem bagi UKM-UKM yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Dalam perkembangannya, terutama untuk mendorong agar bisnis terus tumbuh, UKM harus menetapkan target, baik itu bulanan, semesteran maupun tahunan.

Yang tak kalah penting, kata Zaky para pelaku UKM juga harus memiliki tim untuk membesarkan bisnis yang didukung dengan upaya mengubah paradigma dan melakukan benchmarking.

Benchmark Bukalapak saat ini adalah Alibaba, Amazon dan online dunia lainnya. Saya track angka-angka penjualannya, cara mereka jualan, hingga teknologi yang dipakai. Ini semata-mata agar kami bisa mengikuti dan mengimbanginya,” ujarnya.

Jika keempat hal di atas dijalankan secara konsisten dan sungguh-sungguh, ia memastikan bisnis tersebut telah memiliki keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, meski tidak ada aktivitas, bisnis tersebut bisa jalan, bisa memberi keuntungan dan tumbuh.

“Keunggulan ini juga membuat brand image semakin kuat, skala bisnis menjadi besar dengan market semakin spesifik, customer service semakin baik dan memiliki long experience. Lima hal ini merupakan kunci untuk membuat UKM-UKM naik kelas,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement