EKBIS.CO, WASHINGTON -- Potensi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan berkembang utama telah menurun dalam beberapa tahun terakhir dan tak mungkin bangkit kembali ke tingkat sebelum krisis dalam lima tahun berikutnya, menurut sebuah studi yang dirilis IMF.
Dilansir Xinhua, Rabu (8/4) tidak seperti krisis sebelumnya, krisis keuangan global pada 2008 telah dikaitkan tidak hanya dengan penurunan potensi tingkat "output" global, tetapi juga dengan penurunan terus-menerus dalam tingkat pertumbuhannya.
Potensi pertumbuhan pengukur bagaimana ekonomi-ekonomi dengan cepat dapat tumbuh dari waktu ke waktu tanpa inflasi atau tekanan deflasi. Studi, bagian dari laporan World Economic Outlook Dana Moneter Internasional (IMF) dua kali setahun, bisa memberikan dukungan teoritis untuk diskusi tentang cara meningkatkan pertumbuhan ketika para pembuat kebijakan ekonomi dunia berkumpul di Washington pekan depan untuk pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia.
Studi ini menemukan bahwa potensi pertumbuhan di negara maju diperkirakan akan meningkat dari sekitar 1,3 persen selama 2008-2014 menjadi 1,6 persen selama 2015-2020, namun jauh di bawah tingkat sebelum krisis rata-rata naik 2,25 persen selama 2001-2007.
Di negara-negara berkembang, potensi pertumbuhan mereka diperkirakan menurun dari 6,5 persen selama 2008-2014 menjadi 5,2 persen selama 2015-2020, karena populasi menua, investasi lemah, dan pertumbuhan produktivitas rendah akibat kesenjangan teknologi antara negara-negara ini dengan negara maju menyempit.
Dengan Cina menyeimbangkan kembali ekonominya dan didorong investasi ke pola pertumbuhan konsumsi, negara ini juga akan melihat penurunan potensi pertumbuhan selama lima tahun ke depan.
IMF menyatakan negara-negara maju harus meningkatkan permintaan mereka, mendorong reformasi struktural dan meningkatkan dukungan untuk penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, negara-negara berkembang perlu meningkatkan belanja infrastruktur dan melaksanakan reformasi struktural yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi bisnis dan pasar produk serta mendorong akumulasi modal sumber daya manusia.