Jumat 17 Apr 2015 15:09 WIB

Forum Bisnis Asia Afrika Dapat Meningkatkan Neraca Perdagangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4). Krisis Palestina menjadi topik utama Pembahasan di KAA. Hal ini dikarenakan, para anggota KAA khususnya Indonesia adalah pendukung utama agar terciptanya kemer
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4). Krisis Palestina menjadi topik utama Pembahasan di KAA. Hal ini dikarenakan, para anggota KAA khususnya Indonesia adalah pendukung utama agar terciptanya kemer

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan menggelar Forum Komunikasi Bisnis Asia Afrika (AABS) pada 21 April 2015 di Jakarta Convention Center. Ajang tersebut merupakan kesempatan dalam menjalin relasi bisnis antar negara agar dapat meningkatkan neraca perdagangan di Tanah Air.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koordinator Asosiasi Noke Kiroyan mengatakan, ajang AABS tidak hanya berhenti pada deklarasi semata namun harus ada hasil yang konkret. Salah satu usulan Kadin Indonesia yakni dibentuknya lembaga yakni Asia Africa Business Council yang dapat menggelar pertemuan bisnis setiap tahun. Dengan demikian setiap pertemuan dapat berkelanjutan dan menjadi strategis bagi Indonesia dalam mempromosikan bisnis serta investasi.

"Melalui ajang ini diharapkan infrastruktur dan industri strategis bisa tersentuh investasi," ujar Noke di Jakarta, Jumat (17/4).

Noke mengatakan, dalam forum bisnis ini Indonesia memiliki kepentingan untuk berupaya mengurangi defisit neraca perdagangan, dan Afrika dinilai dapat menjadi pasar baru yang potensial. Selama ini, negara-negara di benua Afrika memang cenderung dilupakan dalam bisnis.

Pasalnya image Afrika sudah terlanjur negatif sehingga banyak pebisnis yang ragu untuk berinvestasi. Padahal, menurut Noke, Afrika memiliki peluang bisnis yang menjanjikan karena jumlah penduduknya besar.

"Nigeria punya jumlah penduduk yaang besar dengan GDP sekitar 3.500 dolar AS per kapita, selain itu GDP Afrika Selatan justru lebih besar daripada Indonesia," kata Noke.

Noke mengatakan, dari forum bisnis ini diharapkan dapat melipatgandakan jumlah neraca perdagangan dalam tiga tahun ke depan. Setelah pertemuan, biasanya tahun pertama pebisnis melakukan penjajakan terlebih dahulu, kemudian tahun kedua dimulai transaksi, dan tahun ketiga sudah bisa dihitung hasilnya.

Selama ini volume perdagangan antara Indonesia dengan 54 negara di Afrika jumlahnya masih cenderung kecil, yakni sekitar 10,7 miliar dolar per tahun. Sedangkan volume perdagangan antara Cina dengan negara-negara Afrika sudah mencapai 200 miliar dolar AS per tahun.

"Afrika dengan India juga cukup baik yakni menghasilkan 70 miliar dolar AS per tahun dan dengan Thailand mencapai 11,5 miliar dolar AS per tahun," ujar Noke.

Menurut Noke, Indonesia harus bisa memanfaatkan ajang Forum Komunikasi Bisnis Asia Afrika ini dengan baik. Dalam forum tersebut terdapat 500 orang delegasi dari 45 negara Asia dan Afrika. Pesertanya terdiri dari pimpinan pelaku usaha, kalangan pemerintah, dan duta besar. Pembahasan difokuskan pada sektor-sektor utama yakni maritim, agribisnis, infrastruktur, perdagangan, dan investasi.

Rencananya, forum tersebut akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, serta menghadirkan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai pembicara kunci. Selain itu, pembicara lain diantaranya para CEO dari Asia dan Afrika seperti CEO Alibaba Group yakni Jack Ma dari Cina, serta CEO Sinar Mas Grup Franky O.Widjaja.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement