EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) mengusulkan kepada pemerintah agar membangun kluster industri mebel dan kerajinan di Indonesia. Kluster ini nantinya saling terintegrasi mulai dari industri hulu sampai hilir.
Ketua Tim Penyusun Roadmap Pengembangan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Dedy Rochimat mengatakan, pembangunan kawasan industri kluster tidak harus terpaku pada satu daerah khusus namun disesuaikan dengan keunggulan daerah masing-masing. Misalnya saja, industri kluster rotan bisa dibangun di Cirebon atau Solo karena merupakan daerah pengrajin rotan terbesar. Sedangkan, industri bahan dasar kayu idealnya di bangun di Jawa Tengah karena sebagian besar pengrajin dan bahan baku ada di daerah tersebut.
"Jadi kita melihat dari segi potensi yang ada di daerah dan bisa dikembangkan," ujar Dedy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/4).
Dedy mengatakan, industri mebel dan kerajinan di Taiwan sudah terintegrasi dengan baik sehingga pengerjaannya efisien dan dapat menekan biaya produksi. Selama ini pengrajin mebel dan kerajinan di Indonesia masih terbentur oleh biaya logistik yang mahal yakni mencapai 30 persen dari total ongkos produksi. Mahalnya biaya logistik disebabkan ada beberapa komponen penunjang dan asesoris mebel yang masih impor.
Dalam pembangunan kawasan industri tersebut, nantinya semua sektor akan saling terintegrasi. Dedy mengatakan, dalam kluster tersebut harus ada industrinya, pengolahan bahan baku, pencetak sumber daya manusia, finishing produk, dan bahan-bahan asesoris. Apabila semua sektor saling terintegrasi, setidaknya ongkos logistik untuk industri mebel dan kerajinan di Indonesia dapat turun minimal 10 persen.
"Kita ingin ada satu dulu kawasan kluster industri mebel dan kerajinan yang dibangun, setelah itu tinggal di duplikasi saja di daerah lain," ujar Dedy.
Dedy mengatakan, rencana pembangunan kawasan kluster ini masuk ke dalam roadmap pengembangan industri mebel dan kerajinan 2015-2019. Roadmap ini disusun demi tercapainya target pertumbuhan industri mebel dan kerajinan sebesar 5 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.
Roadmap tersebut akan disampaikan ke pemerintah sekitar Mei 2015. Dedy berharap, untuk pembangunan kawasan kluster industri mebel dan kerajinan Indonesia, pemerintah bisa bekerja sama dengan investor asing agar memperkuat dari segi teknologi.