EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja penyaluran kredit tumbuh sebesar 9,1 persen. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp 269,51 triliun pada Kuartal I-2015 dibandingkan Rp 247,12 triliun pada Kuartal I-2014.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kredit segmen menengah yang tumbuh 27,0 persen. Adapun komposisi kredit yang telah diberikan yakni segmen Korporasi 27,1 persen, BUMN 15,1 persen, usaha Menengah 14,6 persen, usaha Kecil 14,1 persen, kredit Konsumer 19,5 persen (KPR, Kartu Kredit, dan Kredit Konsumer lainnya), serta pembiayaan Perusahaan Anak dan Internasional sebesar 9,6 persen.
BNI mencatat pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 305,15 triliun atau naik 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 273,97 triliun.
"Dengan pertumbuhan tersebut, total aset BNI pada kuartal I-2015 mencapai Rp 407,22 triliun, atau naik 9,6 persen dibandingkan kuartal I-2014 yang sebesar Rp 371,46 triliun," jelasnya dalam paparan kinerja Bank BNI Kuartal I-2015 di Kantor Pusat Bank BNI Jakarta, Kamis (23/4).
Khusus kredit infrastruktur, lanjutnya, selama Kuartal I-2015, BNI telah menyalurkan pembiayaan infrastruktur sebesar Rp 48,5 triliun. Kredit tersebut disalurkan untuk proyek infrastruktur telekomunikasi, jalan tol dan konstruksi, kelistrikan, transportasi serta minyak dan gas.
Pertumbuhan kredit tersebut didukung dengan tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) di level 17,8 persen atau naik dari 15,6 persen pada periode sebelumnya.
Direktur BNI Sutanto menambahkan, kredit sektor UMKM yang disalurkan mencapai Rp 77 triliun atau 30 persen dari total kredit pada kuartal I-2015. "Tahun ini kita kira-kira bisa sampai 15-17 persen akan tercapai," imbuhnya.
Di lokasi yang sama, Direktur BNI Rico Rizal Budidarmo menyebut pertumbuhan kredit 9,1 persen dan DPK 11,4 persen mendorong pertumbuhan laba bersih mencapai 17,7 persen. Komposisi CASA di DPK masih di level 63 persen, dan terjadi kenaikan cost of fund. Perusahaan menargtekan net interest margin (NIM) akan menuju sasaran 6,0-6,1 persen pada akhir tahun.
Sementara, Net interest income mencatat kenaikan 24 persen. Hal itu didukung dua hal, yakni kenaikan fee dari premi asuransi yang meningkat 103 persen, serta kenaikan fee bisnis kartu kredit dan fee transaksi di ATM.
Direktur BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kredit konsumer tahun ini salah satu yang menjadi fokus BNI yakni personal loan. Karena potensinya masih besar. BNI menargetkan pertumbuhan personal loan mencapai 55 persen. "Kuartal I-2015 naik Rp 5,1 triliun, atau persentasinya mencapai 10,7 persen," ujarnya.