EKBIS.CO, BANDA ACEH -- PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai BUMN yang secara khusus membantu pengembangan UKM melakukan kunjungan dan pembinaan kepada nasabah atau ULaMM, Kamis (23/4). Direktur Utama PT PNM (Persero), Parman Nataatmadja didampingi oleh anggota BPK-RI, Akhsanul Qosasi.
Achsanul menuturkan perusahaan BUMN perlu memberikan bimbingan dan ikut mengembangkan potensi UKM. Menurut dia, UKM bukan hanya membutuhkan modal saja, tapi juga memerlukan pendampingan dan pelatihan. Pasalnya, pendampingan dan pengembangan kapasitas usaha akan menimbulkan multiplier effect yang memberikan dampak positif kepada perekonomian nasional.
"Saya secara pribadi menghimbau agar beberapa korporasi BUMN yang memiliki program fokus kepada pengembangan sektor UKM dapat meniru apa yang telah dilakukan ULaMM PNM, karena tidak bisa dipungkiri bahwa hanya UMK-lah yang bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional, dan apa yang dilakukan PNM sangat tepat, peningkatan SDM UMK merupakan isu penting untuk pemberdayaan dan pengembangan UMK," kata dia.
Direktur Utama PT PNM (Persero), Parman Nataatmadja, menjelaskan perkembangan UMK di wilayah Aceh memiliki potensi besar. UKM di Aceh memerlukan dukungan permodalan serta pembinaan untuk menunjang peningkatan usaha UMK. Provinsi Banda Aceh, termasuk salah satu cabang terpesat dalam hal pertumbuhan UMKM di pulau Sumatera melalui jaringan syariah.
Oleh karena itu pihaknya terus intensif melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap nasabah maupun calon nasabah ULaMM, agar usaha milik masyarakat itu dapat berkembang. Sejak tahun 2011 PNM telah melakukan pelatihan kepada lebih dari 37.000 UMKM di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini perusahaan menargetkan 10.000 – 15.000 peserta pelatihan UMK. Hingga akhir Maret, PNM cabang Aceh berhasil mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 31 miliar dengan total nasabah penerima manfaat sebanyak 868 nasabah.
“Seiring dengan terus bertumbuhnya profitabilitas perusahaan, kami pun terus akan meningkatkan program pendampingan dan pelatihan kami kepada UMK, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tanggung jawab kami sebagai perusahaan negara yang mengemban kewajiban untuk mengembangkan dan memberdayakan UMK di Indonesia akan tetap kami jalankan, salah satunya melalui sinergi seperti ini. Kami optimistis, iklim ekonomi yang membaik akan mendorong kebutuhan pembiayaan UMK,” ungkapnya.