EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semua negara yang ingin menanamkan investasinya di Indonesia harus sesuai dengan aturan dan ramah terhadap lingkungan. Pernyataannya ini disampaikan saat Wapres memberikan sambutan dalam acara Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity, Jakarta, Senin (27/5).
"Bukan potensi tetapi harus, siapa yang mau berinvestasi di Indonesia harus hijau," kata Kalla di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (27/4).
Ia pun mencontohkan, pengembang yang turut membangun pembangkit listrik di Indonesia juga harus menggunakan teknologi ramah lingkungan. Serta perlunya pembangunan smelter dalam eksploitasi mineral.
Untuk menjaga lingkungan, lanjut Kalla, pemerintah pun melarang ekspor bahan mentah mineral. "Kita tidak bisa lagi biji nikel, besi, bauksit. Kita bangun smelter dan pengulangan. Kita terapkan kebijakan ketat untuk lestarikan lingkungan kita," jelas dia.
Dalam acara World Economic Forum on East Asia beberapa hari yang lalu, berbagai kritikan disampaikan bahwa proyek listrik 35.000 MW tidak ramah lingkungan. Sebab, proyek tersebut 60 persen pembangkitnya menggunakan sumber energi batu bara.
Oleh karena itu, JK menegaskan pembangunan proyek ini harus dilakukan dengan menggunakan tehnologi yang ramah lingkungan. "Ya memang 60 persen itu batubara tetapi seperti yang saya katakan tadi super critical, jadi suatu sistem yang tidak mengeluarkan asap hitam, itu harus dan semua di wajibkan itu, teknologi yang dipakai," kata JK.