EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan aset per 31 Maret 2015 sebesar 21 persen menjadi Rp 115,0 triliun dari Rp 94,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 31 persen menjadi Rp 82,4 triliun pada akhir Maret 2015 dibandingkan Rp 62,8 triliun pada akhir Maret 2014.
Guna memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam, Bank OCBC NISP mengimbangi peningkatan kualitas produk dan layanan dengan semakin aktif mengembangkan program-program yang inovatif dan bernilai tambah bagi para nasabah.
Presiden Direktur & CEO Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengapresiasi pencatatan pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Oleh karena itu, Bank OCBC NISP meningkatkan kualitas untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah melalui pengembangan kemampuan fasilitas E-Banking, serta peningkatan proses kerja agar lebih efisien, cepat dan akurat.
"Dalam laporan kinerja Kuartal I-2015 ini, Bank OCBC NISP mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp 372 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 341 miliar," kata Parwati di Jakarta, Senin (27/4).
Laba bersih ditopang pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional. Pendapatan bunga bersih tumbuh 8 persen (yoy) menjadi Rp 981 miliar dibandingkan kuartal I-2014 sebesar Rp 907 miliar. Sedangkan pendapatan operasional naik 4 persen (yoy) menjadi Rp 1,182 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,135 triliun.
Sementara dari sisi penyaluran kredit, tercatat peningkatan kredit (gross) sebesar 10 persen menjadi sebesar Rp 70 triliun pada kuartal I- 2015 dari Rp 63,6 triliun pada periode yang sama tahun 2014.
Parwati menambahkan, Bank OCBC NISP juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan utamanya pada level yang cukup baik. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposite ratio (LDR) turun menjadi 84,6 persen dibandingkan kuartal I-2014 yang sebesar 100,8 persen.
Rasio kecukupan modal (CAR/ Capital Adequacy Ratio) tercatat 19,2 persen, Net Interest Margin (NIM) 3,8 persen, Return on Equity (ROE) 9,9 persen, Return On Asset (ROA) 1,8 persen dan Kredit bermasalah Neto (Net NPL) 0,8 persen, jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5 persen. Sedangkan NPL gross naik menjadi 1,4 persen dibandingkan 0,8 persen pada kuartal I-2014.
"Dukungan kuat dari OCBC Singapore juga terus mendorong kami dalam upaya memberikan value-added bagi seluruh stakeholder secara berkesinambungan," imbuhnya.