Selasa 28 Apr 2015 10:24 WIB

Kontrak Pembangunan Rusunawa Jateng Capai Rp 64,45 Miliar

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mendaftarkan diri untuk tempat tinggal yang akan ditempati di Rusunawa Tambora, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa (24/2).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga mendaftarkan diri untuk tempat tinggal yang akan ditempati di Rusunawa Tambora, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa (24/2). (Republika/Raisan Al Farisi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menjadi bagian dari program Sejuta Rumah untuk Rakyat-nya pemerintah, pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Jawa Tengah (Jateng) ditetapkan kontrak pembangunan senilai Rp 64,45 Miliar. Target penyelesaian direncanakan selama tujuh bulan atau 210 hari.

"Pembangunan Rusunawa di Jawa Tengah adalah groundbreaking perdana dari serangkaian pembangunan rusunawa secara menyeluruh di Indonesia," kata Direktur Utama PT Brantas Abipraya (Persero) Bambang E Marsono, Senin (27/4).

PT Brantas Abipraya didaulat sebagai kontraktor pelaksana pembangunan rusunawa. Sebelumnya, perusahaan tersebut telahmengerjakan sejumlah proyek rusunawa di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai kontrak Rp 158,96 Miliar meliputi 62 rusunawa pada akhir 2014.

Pembangunan Rusunawa di Jawa Tengah terletak di Pemkab Ungaran, terdiri dari dua tower dengan tipe T24 alias 96 kamar dan T36 dengan 70 kamar. Sedangkan satu tower di Pemprov Semarang hanya satu tipe yakni T24 dengan 96 kamar.

Pembangunan Rusunawa tersebut sebagai tindak lanjut dari rencana pemerintah yang mencanangkan pembangunan 10 ribu Rusunawa di 14 Provinsi di Indonesia untuk perumahan para buruh pabrik. Sehingga ke-14 provinsi yang dipilih tersebut diutamakan berada di sekitar kawasan industri.

Sejauh ini, PT Brantas Abipraya baru saja melakukan emisi obligasi senilai Rp 300 Miliar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan mengelola dua bidang usaha yaitu Sumber Daya Air (SDA) berupa pembangunan bendungan-bendungan, yang eksistensinya sudah diakui sebagai market leader di Indonesia dengan tingkat daya saing sebesar 30 persen. Bidang usaha lainnya adalah non SDA yang meliputi bidang konstruksi pembangunan jalan dan gedung-gedung bertingkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement