EKBIS.CO, TOKYO -- Inflasi inti Jepang di tahun fiskal 2014 yang berakhir Maret ini naik dengan tingkat pengangguran yang juga berkurang. Ini jadi sinyal optimisme Jepang untuk kembali tumbuh setelah bertahun-tahun stagnan.
Melihat segala faktor yang ada, Bank Sentral Pang (BOJ) tidak akan memperluas stimulus monoter dan tetap menjaga kebijakan moneter seperti saat ini, demikian dilansir Associated Press, Jumat (1/5).
Gubernut BOJ Haruhiko Kuroda menekankan, target inflasi dua persen, tanpa memerhatikan kenaikan pajak pada April 2014 lalu, tetaplah hal sulit. Kuroda mengatakan butuh waktu setidaknya tiga tahun untuk mencapai itu, bukan dua tahun.
Inflasi inti Jepang naik menjadi 2,2 persen pada akhir Maret 2015 ini dari dua persen pada Februari lalu. Tanpa memperhitungkan harga makanan dan energi, indeks harga konsumer naik 2,1 persen dibanding Februari yang hanya dua persen.
Tingkat pengangguran juga sedikit turun dari 3,5 persen pada Februari menjadi 3,4 persen pada Maret 2015. Produksi industri juga turun menjadi 1,2 persen pada Maret 2015 dibanding Februari yang hanya 0,3 persen.
Di sela kunjungannya ke AS, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyampaikan optimismenya atas strategi pemulihan ekonomi yang disusun kabinetnya yang beberapa bagian di antaranya adalah keringanan moneter, mendorong pengeluaran publik dan reformasi jangka panjang.