Jumat 08 May 2015 15:00 WIB

Kebijakan Pemerintah Penyebab Rendahnya Konsumsi Masyarakat

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Meme sindiran tentang kebijakan kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi
Foto: Foto meme dari akun @ridwanfan
Meme sindiran tentang kebijakan kenaikan harga BBM oleh Presiden Jokowi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonomi Indonesia yang terus melemah salah satunya ditandai dengan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Hal tersebut tampak dari kondisi daya beli masyarakat yang lambat laun terus tergerus oleh lonjakan harga-harga dan depresiasi nilai tukar rupiah.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finances (INDEF) Ahmad Heri Firdaus, menyatakan hal bermula dari kebijakan di awal pemerintahan yang tidak terkoordinasi dengan baik dalam menjaga komoditas kelompok administered price. Ditambah dengan kondisi nilai tukar rupiah yang masih melemah, kata dia, daya beli masyarakat pun akhirnya ikut memburuk.

Harga bahan bakar minyak (BBM), misalnya. Tingkat harganya naik turun akibat ditiadakannya subsidi serta harganya disesuaikan dengan harga pasar.

Ini kemudian dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi untuk menjustifikasi setiap kenaikan harga. Di mana karena asimetri informasi, terjadi situasi di mana ketika harga BBM naik, harga lain ikut naik tapi ketika BBM turun, harganya bahan pangan lain tak ikut turun.

Pada saat yang bersamaan, lanjut dia, harga gas LPG dan listrik juga ikut naik. Semakin kentaralah harga energi yang seharusnya diatur pemerintah malah jadi lepas kendali. Di titik inilah konsumsi masyarakat menurun sehingga permintaan produksi juga akan berkurang yang selanjutnya terefleksikan dari pertumbuhan ekonomi yang melemah.

Atas situasi ini, pemerintah dinilai lambat dalam merespons perbaikan, malah fokus pada iming-iming infrastruktur yang sebetulnya lambat efektivitasnya dalam memperbaiki kondisi ekonomi dalam waktu dekat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement