EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif mengisyaratkan adanya kenaikan harga BBM, khususnya BBM nonsubsidi. Hal ini guna merespons kenaikan harga minyak mentah dunia.
"Saat ini harga minyak dunia sudah 82 dolar AS per barel. Naik 6 dolar AS dari tahun lalu. Biaya produksi juga pasti naik. Tapi kita pastikan yang subsidi akan tetap kita tahan harganya," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (16/2/2024).
Meski tak mengisyaratkan secara langsung adanya kenaikan harga BBM nonsubsidi, khususnya oleh Pertamina, namun Arifin mengatakan seluruh badan usaha punya kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga.
"Badan usaha ini akan evaluasi pasti. Naik tidaknya tergantung daya tahan dari badan usahanya itu sendiri. Mereka kan juga saling berkompetisi," kata Arifin.
Badan Usaha (BU) penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengubah harga produk BBM-nya per 1 Februari. Di antaranya yang menaikkan harga adalah Shell Indonesia, BP-AKR dan Vivo Energy Indonesia.
Harga BBM di SPBU Shell untuk jenis Shell Super atau yang setara dengan Pertamax milik Pertamina naik menjadi Rp 13.540 per liter dari sebelumnya Rp 13.390 per liter. Adapun jenis BBM Shell V-Power naik menjadi Rp 14.380 per liter dari sebelumnya Rp 14.180 per liter
Sementara itu, untuk shell V-Power Nitro+ naik menjadi Rp 14.630 per liter dari sebelumnya Rp 14.470 per liter dan Shell V-Power Diesel juga naik jadi Rp 15.270 per liter dari sebelumnya Rp 15.190 per liter.
Tak hanya Shell, BP-AKR juga menaikkan harga produk BBM-nya. Contohnya, untuk BP 92 kini dibanderol dengan harga Rp 13.400 per liter. dari sebelumnya Rp 13.200 per liter.
Produk BP Ultimate naik menjadi Rp 14.380 per liter dari sebelumnya Rp 14.180 per liter dan BP Diesel naik jadi Rp 14.810 per liter dari sebelumnya Rp 14.640.
Sementara itu Pertamina tetap mempertahankan harga BBM nonsubsidinya per 1 Februari 2024 ini.