EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menghadiri penandatanganan perjanjian kerjasama strategis antara PT Pertamina (Persero) dan PT Adaro Energy Tbk. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto dan Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir.
Dalam tahap awal, kerjasama ini diwujudkan dalam bentuk penyediaan pasokan BBM jenis solar dari Pertamina kepada Adaro sebesar 550 ribu kilo liter dengan total nilai Rp 7 triliun. Selain itu, kerjasama ini juga menyebutkan pemanfaatan storage BBM yang dimiliki oleh Adaro di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM menjelaskan bahwa cadangan nasional yang bertumpu pada cadangan operasional BBM yang dikelola oleh Pertamina baru sekitar 22 hari. Seiring dengan upaya peningkatan ketahanan energi nasional, salah satunya dengab kerjasama ini, cadangan nasional harus dapat ditingkatkan menjadi 30 hari. Syaratnya, infrastruktur BBM harus memadai.
"Semakin banyak fasilitas yang terpasang, baik BUMN dan swasta digunakan secra sinergi, maka akan berikan manfaat. Ini adalah upaya untuk peningkatan cadangan nasional," jelas Sudirman, Rabu (13/5).
Selain itu, Sudirman juga menyebut, pemerintah juga telah mengindentifikasi beberapa infrastruktur penyimpanan bahan bakar yang dapat dimanfaatkan oleh Pertamina. Antara lain adalah tangki penyimpangan milik PLN yang tidak terpakai seiring konversi BBM ke gas.
"Kerjasama antara Pertamina dan Adaro ini akan menjadi model untuk diterapkan dalam upaya pemanfaatan infrastruktur yang idle milik perusahaan lain untuk meningkatkan ketahanan energi nasional," ujar Sudirman.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menyebut, kerjasama ini sebagai bukti bahwa antara perusahaan nasional bisa saling bekerjasama. Untuk kerjasama terkait pemanfaatan storage BBM di Kalimantan Selatan, dia menyatakan akan membicarakan lebih jauh dengan Pertamina dan Pelindo. Garibaldi belum bisa menyebut kapasitas storage yang akan digunakan oleh Pertamina.
"Adaro butuhkan security, supply, dan pertamina butuh pasar. Ada sinergi sinergi yang bisa dibicarakan," ujarnya.