EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, pembubaran Pertamina Energy Trading Limited atau Petral dilakukan sebagai langkah awal dalam menutup ruang gerak mafia migas.
Mafia Migas yang dia maksud, selama ini bekerja dengan sangat terorganisir dengan jalan membayar politisi dan aparat keamanan, bahkan ancaman pembunuhan. Selain itu mafia migas juga bermain di ranah regulasi yang dijalankan pemerintah.
"Dan ini bukan true mafia. Kalau mafia kita bayangkan cerita Don Corleone, Al Capone, Escobar. Ini kan orang-orang yang bekerja hanya dengan modal keberanian menyuap dan menyogok pejabat yang korup dan kemudian menyogok politisi yang mau terima," jelas Sudirman dalam acara diskusi di Cikini, Ahad (17/5).
Dalam pembubaran Petral, lanjut Sudirman, dirinya sudah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo. Sudirman menyebut, dalam pemberantasan mafia migas yang terpenting adalah ketegasan Presiden. Karena selama ini banyak upaya yang baik untuk memberantas mafia migas selalu kandas di meja Presiden.
"Modalnya hanya ketegasan mengangkangi sistem dan ketika musim suap ini selesai, era saya akan selesai juga," kata Sudirman.
Seperti diberitakan, operasional Petral secara secara resmi dihentikan oleh pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian BUMN akan membentuk tim audit untuk melakukan audit investigasi dan forensik. Tim audit berkewajiban menyelesaikan seluruh tugasnya dalam waktu kurang dari 1 tahun, sebelum April 2016 mendatang sebelum Petral secara resmi dilikuidasi.