EKBIS.CO, DOHA -- Kepala Eksekutif Petroleum International Qatar, Nasser Khalil Al-Jaidah menyatakan kenaikan permintaan minyak mentah akan seperti kemerosotan harga minyak. Menurutnya, harga minyak yang masih dibawah 100 dolar AS akan menghalangi produksi minyak mentah.
"Kemungkinan nanti akan ada peningkatan harga minyak, tapi pasti belum akan sampai menembus level 100 dolar AS," ungkap Al-Jaidah seperti yang dikutip oleh Bloomberg pada Ahad (17/5), dalam sebuah wawancara resmi oleh Qatar News Agency.
Menurutnya, harga sekarang akan menghalangi ekspansi shale oil yang mengisyaratkan peningkatan bagus untuk OPEC.
Selain itu, Organization of Petroleum Exporting Countries memutuskan pada November untuk tidak memotong target produksinya walau berada ditengah-tengah kemerosotan harga. Hal tersebut diakibatkan oleh keadaan suplai global yang meningkat dimana permintaan yang menurun dan produksi shale oil AS yang meningkat.
Akibat keputusan tersebut mempunyai dampak kepada pasar. Salah satunya pada kontribusi kepada melemahnya harga minyak hampir 50 persen sejak tahun lalu.
Jumat pekan lalu, minyak mentah ditutup pada level 66.82 dolar AS atau 43 persen melemah dari harga terendahnya sejak Januari 2013. Namun menurut Al-Jaida, harga minyak sudah mulai stabil sejak Desember lalu akibat permintaan yang meningkat daru Eropa dan nenurunkan produksi AS.
Lalu, anggota dari Supremr Petroleum Council Kuwait dalam wawancaranya mengatakan OPEC pada keputusan sebelumnya akan mempertahankan produksinya hingga bulan depan dalam rangka untuk pemulihan harga tahun ini.
Petroleum Qatar sebagai produsen terbesar gas alam cair di dunia akan mendapatkan keuntungan dari rendahnya harga minyak. Selain itu, Al-Jaidah menambahkan, untuk investasi asing Petroleum International Qatar (QP) akan diambil alih oleh induknya yang akan fokus kepada operasi luar negeri dan investasi sebagai bagian besar proyek produksi dalam negeri yang telah diselesaikan.