EKBIS.CO, JAKARTA -- Demi mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia untuk mengadakan workshop bertema 'Pengembangan Pasar Sukuk Domestik melalui Pasar Global'.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sarjito, menjelaskan, workshop tersebut sudah lama direncanakan. "Melalui workshop itu kita jadi punya gambaran ringkas bagaimana industri syariah di negara lain, dan melihat hambatan kenapa sukuk belum bisa berkembang dengan baik," jelasnya, kepada wartawan, Rabu, (20/5).
Dalam workshop itu Sarjito mengungkapkan beberapa data tentang corporate sukuk, diantaranya perkembangan penerbitan sukuk pada 2010 Rp 0,8 triliun lalu di 2011 menurun menjadi Rp 0,1 triliun. Kemudian meningkat di 2012 hingga Rp 1,98 triliun, kini pada 2015 menjadi Rp 0,15 triliun.
Angka-angka tersebut masih jauh dari penerbitan obligasi. Pada 2010 mencapai Rp 35,8 triliun, lalu di 2012 hingga Rp 65,66 triliun, dan sekarang Rp 14,20 triliun. "Saya sudah sampaikan beberapa data tentang corporate sukuk, datanya sangat jelas. Posisi sukuk kita jauh di bawah bonds (obligasi)," tambah Sarjito.
Ia mengatakan, OJK bakal mengembangkan primary market dan secondary market. Pengembangan tersebut merupakan hasil dari FGD.
Menurutnya, salah satu kendala sukuk berkembang, salah satunya ketidakpahaman investor tentang sukuk. Maka, ia berencana lebih agresif melakukan penetrasi ke masyarakat, sebab Sarjito menegaskan, tahun ini adalah tahun bagi pasar modal syariah.