EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan menggunakan pinjaman yang ditawarkan oleh Bank Dunia sebesar 11 miliar dolar AS sesuai dengan kebutuhannya.
"Itu disediakan plafon dan kita memakainya sesuai kebutuhan. (Pinjaman) itu masih tiga atau empat tahun ke depan, bukan (efektif berlaku) tahun ini (saja)," katanya di Jakarta, Rabu (20/5).
Bambang tidak menjelaskan secara rinci dan detail dari tawaran pinjaman tersebut, namun ia memastikan pemerintah Indonesia akan meneruskan kemitraan yang telah terjalin dengan baik dengan lembaga multilateral tersebut.
Sebelumnya, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menawarkan dana pinjaman sebesar 11 miliar dolar AS untuk pendanaan baru hingga empat tahun ke depan kepada Indonesia, saat menemui Presiden Joko Widodo.
Rencana pendanaan tersebut terdiri atas delapan miliar dolar AS dari Bank Dunia (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan/IBRD), dan tiga miliar dolar AS dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MITA).
Besarnya jumlah pinjaman itu, terutama dari IBRD sebesar delapan miliar dolar AS, mencerminkan kenaikan pinjaman kepada Indonesia sebesar 25 persen dari periode empat tahun sebelumnya.
"Kami ingin mewujudkan salah satu komitmen pendanaan kami yang terbesar di dunia untuk Indonesia melalui kantor perwakilan Jakarta. Kami ingin berbagi dengan Indonesia akan pengetahuan global dan keahlian teknis kami di berbagai sektor seperti energi, kesehatan, ekonomi maritim hingga pelayanan masyarakat di daerah," ujar Jim Yong Kim.
Tujuan utama Kelompok Bank Dunia adalah mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dari 40 persen penduduk termiskin di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.