Rabu 27 May 2015 19:55 WIB

IKEA Trading Indonesia Produksi Furnitur Ramah Lingkungan

Rep: c37/ Red: Satya Festiani
Country Goverment Relation Manager IKEA, Tony Mampuk saat beraudiensi kepada jajaran redaksi Republika di Kantor Republika, Jakarta, Selasa (27/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Country Goverment Relation Manager IKEA, Tony Mampuk saat beraudiensi kepada jajaran redaksi Republika di Kantor Republika, Jakarta, Selasa (27/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- IKEA kembali mengeluarkan produk furniture baru yang ramah lingkungan bernama Nipprig. Public Relation Responsible IKEA Trading Indonesia, Ririn Basuki menyebutkan, sebagai perusahaan yang menekankan aspek sustainability (keberlangsungan), produk ini berbahan dasar yang ramah lingkungan seperti rotan, eceng gondok, bambu, dan yang lainnya.

“Untuk produk natural fibre kita baru launching minggu lalu, namanya nipprig. Nipprig itu adalah perabotan rumah tangga yang terbuat dari bahan alami, misalnya seperti kursi sofa, kemudian kap lampu, partisi ruangan dan lain-lain,”jelas Ririn di Jakarta saat mengunjungi kantor Republika pada Rabu (27/5).

Selain Nipprig, kategori yang diproduksi di Indonesia yaitu produk bertema anak-anak, seperti children furniture dan children soft toys. Semua produk boneka yang dijual di toko IKEA di 47 negara merupakan buatan Indonesia. Di Indonesia baru ada 11 suplier di Pulau Jawa khusus untuk boneka.

“Kita sudah pernah produksi di luar negeri, di negara-negara lain pada akhirnya balik lagi ke suplier di Indonesia. Karena dari sisi kualitas dan kapasitas, itu tidak ada yang sebaik di Indonesia, dan konsistensi itu yang paling penting,”tutur Tony.

Secara nilai, IKEA Trading Indonesia mengeskpor 100 juta dolar AS kurang lebih setiap tahunnya. Pada tahun 2014, IKEA Trading Indonesia memproduksi 706 jenis produk dengan peningkatan sebesar 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk selanjutnya, IKEA Trading Indonesia menargetkan kenaikan sebanyak 10 kali lipat di tahun 2030, yaitu mengekspor sebanyak 1 miliar USD dari Indonesia ke luar negeri.

Untuk konsumen dalam negeri, IKEA memperkirakan dari sekitar 28 juta penduduk di Jabodetabek, maka spending cost pasar untuk home furnishing yaitu sebesar 2,172 miliar dolar AS pada tahun 2019. Sementara di Tangerang dengan populasi sebanyak 1,8 juta penduduk, diperkirakan spending cost untuk home furnishing yaitu sebesar 680 juta dolar AS. Sehingga peluang bisnis toko IKEA di Indonesia sangat tinggi.

Pada pertengahan tahun 2015 ini, IKEA akan bekerja sama dengan pengrajin di Imogiri, Yogyakarta yaitu APIKRI (Asosiasi Pengembangan Industri Kerajian Rakyat), dengan menjual 37 produk buatan APIKRI.

“Kalau mereka bisa menjaga konsistensi produknya, maka akan dijual selain di IKEA Indonesia,” ujar Tony.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement