Kamis 04 Jun 2015 19:07 WIB

Rupiah Melemah Lagi, Pengusaha tak Heran

Rep: C85/ Red: Indira Rezkisari
  Petugas menghitung uang pecahan rupiah di layanan nasabah Bank BNI, Jakarta, Jumat (13/3).
Foto: Antara
Petugas menghitung uang pecahan rupiah di layanan nasabah Bank BNI, Jakarta, Jumat (13/3).

EKBIS.CO, JAKARTA - Nilai tukar dolar AS kembali menunjukkan taringnya. Kamis (4/6) nilai tukar dolar AS sempat menyentuh Rp 13.298 atau nyaris menyentuh level Rp 13.300.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur mengaku tidak heran dengan kondisi rupiah yang kembali melemah. Natsir, yang juga Direktur Utama PT Indosmelting, menilai fundamental ekonomi nasional masih lemah, ditambah dengan industri manufaktur yang masih sangat bergantung impor bahan baku.

"Fundamental ekonomi kita masih ngos-ngsosan. Jadi sangat berpengaruh. Industri manufaktur kita rata rata bahan baku masih impor. Beli dolar, jualnya rupiah. Jadi kan masalah. Di satu sisi ekspor komoditas agak lambat," jelas Natsir, Kamis (4/6).

Sedangkan di bidang industri pengolahan bijih mineral, Natsir mengaku pelemahan rupiah juga tidak akan banyak membantu. Meski basis industri mineral adalah ekspor, namun dengan kondisi saat ini maka industri pengolahan juga tak banyak berkutik.

"Ekspor diuntungkan? Itu kalau industri bijih sudah terbangun. Kalau industri hulu sudah ada tidak apa-apa. Kalau diekspor tidak masalah. Ini masalahnya sudah siap belum?" lanjut Natsir. Natsir mendesak pemerintah untuk lebih banyak memberikan porsi pemberdayaan ekonomi domestik dengan pemanfaatan bahan baku dalam negeri.

"Kita selama ini lebih banyak bertransaksi di pasar modal. Bukan basis industri. Pergerakan ekonomi kita masih bergantung dengan APBN," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement