EKBIS.CO, BOGOR -- “Kalau kita ingin swasembada pangan, maka harus mulai dengan swasembada benihnya. Rasanya mustahil akan swasembada pangan jika benihnya tidak ada.”
Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta IPB) Prof Dr Memen Surahman saat konferensi pers pra orasi di Kampus IPB Baranangsiang Bogor, baru-baru ini.
Sang profesor ini pun menyebutkan, banyaknya impor benih ada indikasi bahwa adanya persaingan varietas benih luar negeri lebih unggul dibandingkan dalam negeri. "Atau memang kita belum punya benih unggulnya," ujarnya.
Terkait dengan impor benih khususnya tanaman pangan, katanya, yang diimpor adalah jenis hibrida yaitu padi hibrida dan jagung hibrida. Rinciannya, benih padi hibrida mencapai 12 ribu ton, jagung hibrida 65 ribu ton. Pada tanaman sayuran itu lebih banyak lagi meliputi kentang, bawang merah, kangkung, cabai, kacang panjang, dan gambas. "Banyak sekali sampai 21 macam hingga wortel. Impor bahan pangannya juga ada,” ujarnya.
Dari sisi supply, penyediaan bahan pangan akan ditentukan oleh luas area tanam. Produktivitas yang tinggi, berkaitan dengan benih unggul yang bermutu. Tetapi dengan jumlah penduduk yang banyak dan tidak terkendali akhirnya produksi tinggi akan kurang juga. Swasembada pangan pun menjadi berat.
“Maka pengendalian penduduk menjadi penting." Menurut data, saat ini tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen. Artinya, pertumbuhan penduduk sangat pesat.
Di sisi lain adalah tingkat konsumsi kita terhadap beras. Orang Indonesia makan terlalu banyak beras. Totalnya 136 kilogram per kapita per tahun. Kita harus tekan. Vietnam sudah mampu menekan hingga angka 76 kilogram per kapita per tahun. "Kita harus turunkan dengan menambahkan sayur, lauk dan buah. Semuanya itu harus kita penuhi sendiri. Saya yakin kalau kita punya keinginan Indonesia bisa, tinggal keseriusannya,” imbuhnya
Untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan tersebut diperlukan langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah melalui penggunaan benih unggul bermutu. Benih merupakan input utama yang paling penting dan harus ada sebelum melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian. Melalui penggunaan benih bermutu, produktivitas tanaman akan meningkat sehingga produksi pangan nasional juga akan meningkat. Dengan demikian ketahanan pangan akan tercapai.