EKBIS.CO, JAKARTA--Industri kreatif berpeluang mendapat pembiayaan dari perbankan syariah. Sebagai aksi resiprokal, pegiat industri kreatif pun perlu memahami manajemen keuangan dan pencatatannya.
Direktur Perbankan Ritel Bank Muamalat Indonesia Adrian A Gunadi mengatakan Bank Muamalat bisa memberi pembiayaan untuk sektor ekonomi kreatif, dengan melihat dulu kejelasan sumber pendapatan pelakunya.
Ditanya mengenai pembiayaan untuk pemusik Islam atau perancang busana Muslim, kalau sudah punya pendapatan atau sudah punya kontrak, kata Adrian, bisa dipertimbangkan.
''Memang kadang, sebagai kreator dan wirausahawan, aspek keuangan pelaku industri kreatif pun harus dibina. Karena terkait keuangan, ada juga yang terlalu kretif sehingga perlu dukungan manajemen dari bank juga,'' ungkap Adrian.
Di unit mikro Muamalat, selain memberi pembiayaan, ada pula pembekalan kapasitas dan penyusunan laporan keuangan bagi nasabahnya.
Begitu juga dengan Bank Syariah Mandiri. Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto yakin bank syariah sudah mulai masuk pembiayaan industri kreatif fesyen, wisata, dan kuliner sebagai salah satu target bisnisnya.
''BSM sudah bekerja sama dengan perusahaan fashion, pengusaha muda bidang fashion, pariwisata syariah berupa hotel dan tempat wisata, serta kuliner halal,'' ungkap Agus melalui surat elektronik kepada ROL.
Untuk pengembangan kuliner halal, BSM bekerjasama dengan kawasan wisata kuliner di samping Kantor Pusat BSM Thamrin dan akan mengelola pula pusat kuliner halal hasil kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Bogor.
Ditanya soal keluhan pelaku industri kreatif yang sulit mendapat pembiayaan syariah, Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Achmad K Permana mengatakan, bukannya bank syariah tidak mau membiayai industri kreatif.
Perbankan syariah saat ini fokus dulu pada industri dasar yang besar sebelum masuk ke yang sifatnya tersier. ''Banyak hal mendasar yang sudah dikuatkan fatwa, ke sana dulu. Setelah besar, baru masuk ke yang tersier,'' kata Permana.
Badan Ekonomi Kreatif membagi sektor ini dalam 16 subsektor termasuk di antaranya musik, aplikasi dan permainan berbasis IT, arsitektur, fashion, kuliner, film, animasi dan video, serta beberapa bidang yang bersumber pada kreatifitas lainnya.
Industri kreatif diharapkan bisa berkontribusi terhadap PDB sebesar 7,5-12 persen dengan kontribusi ekspor hingga 10 persen dan tenaga kerja yang terserap 12,5 juta hingga 15 juta orang.