EKBIS.CO, JAKARTA -- KDB Daewoo Securities menilai, surplus ekspor Indonesia didorong oleh penurunan nilai impor yang lebih besar dibandingkan penurunan nilai ekspor. Selain itu, importir mencoba mengurangi produk impor karena pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Kepala Riset KDB Daewoo Securities Taye Shim mengatakan, dolar AS menguat 2,1 persen terhadap rupiah pada Mei. Alasan lain juga datang dari perlambatan ekonomi global, misalnya dari Cina. Ekspor nonmigas Indonesia ke China pada Mei 2015 menurun 29,3 persen. Data impor China pada Mei juga tidak menggembirakan dimana menurun 17,6 persen secara tahunan.
Neraca perdagangan Indonesia Mei surplus 955 juta dolar AS. Indonesia mencatatkan surplus selama lima bulan berturut-turut. Sepintas, itu adalah berita yang baik di tengah-tengah pertumbuhan PDB yang melambat.
Taye menuturkan, pihaknya tidak terlalu optimistis apabila melihat faktor yang mendasari surplus neraca perdagangan. Meskipun ekspor Indonesia pada Mei 2015 melebihi impor, ini tidak cukup untuk menjamin ekonomi Indonesia baik-baik saja.
Nilai ekspor Indonesia pada Mei 2015 adalah 12,6 miliar dolar AS. Ini menurun 4,1 persen secara bulanan atau turun 15,2 persen secara tahunan. Secara kumulatif, nilai ekspor adalah 64,7 miliar dolar AS pada Mei 2015.
Struktur ekspor pada bulan kemarin adalah 13,2 persen migas dan 86,8 persen nonmigas. Nilai migas pada Mei lalu menurun 33,9 persen secara tahunan atau turun 4,4 miliar dolar AS dan untuk non-migas menurun 7,2 persen secara tahunan atau turun 4,3 miliar dolar AS.
Tiga negara tujuan utama ekspor non-migas Indonesia pada bulan lalu adalah AS 11,5 persen, Jepang 10 persen, dan China 9,6 persen. Nilai impor Indonesia pada Mei 2015 adalah 11,6 miliar dolar AS melemah 8,1 persen secara bulanan atau turun 21,4 persen secara tahunan.
Secara kumulatif, nilai impor bulan lalu adalah 60,97 miliar dolar AS. Struktur impor pada Mei adalah 17,3 persen migas dan 82,7 persen nonmigas. Nilai migas pada Mei menurun 42,8 persen secara tahunan atau melemah 7,9 miliar dolar AS dan untuk nilai nonmigas menurun 9,7 persen secara tahunan atau turun 5,4 miliar dolar. Tiga negara asal impor pada Mei berasal dari China 24 persen, Jepang 11,9 persen, dan Singapura tujuh persen.