EKBIS.CO, JAKARTA -- Di tengah kondisi perekonomian yang melemah, PT Grand Kartech Tbk (KRAH) menetapkan dua strategi bisnis untuk mendongkrak kinerja keuangan sepanjang tahun ini.
Direktur Keuangan KRAH Johanes Budi K mengatakan dua strategi bisnis yang tengah dilakukan adalah pengembangan produk baru berupa biogas dan optimalisasi pabrik baru.
Produk yang dikembangkan dari teknologi advanced thermophilic process ini merupakan salah satu pengembangan lini produk dari KRAH yang sudah diuji coba dan akan diluncurkan pada semester kedua tahun 2015.
Biofuel processing plant (biogas) ini akan menghasilkan biogas dari limbah organik seperti POME, kotoran ternak, limbah industri makanan dan lainnya. Selain bersifat ramah lingkungan, produk ini menghasilkan biofuel yang langsung dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun pembangkit energi listrik.
Melalui pabrik baru yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, KRAH dapat memacu produksi lebih maksimal. Pabrik ini sudah beroperasi penuh sejak akhir 2014 dengan kapasitas produksi mencapai 414 ton per bulan.
“Dengan dua strategi bisnis tersebut, dapat menopang penjualan yang ditargetkan perseroan pada tahun ini sekitar delapan persen menjadi Rp 309 miliar. Kami anggap kenaikannya sebagai target yang tidak muluk-muluk dan dapat direalisasikan oleh tim,” kata Johanes di Jakarta, Rabu (24/6).
Untuk mencapai strategi tersebut, KRAH telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) pada tahun ini sebesar Rp 30 miliar. Hingga saat ini, capex yang telah terserap sekitar Rp 5 miliar.
Menurut dia, kondisi perekonomian yang telah melemah sejak tahun lalu memukul kinerja perusahaan. Tercatat, penjualan 2014 turun tujuh persen menjadi Rp 286,048 miliar dari perolehan tahun sebelumnya Rp 307,865 miliar.
“Namun, penurunan tersebut masih kami anggap stabil karena laba bersih pada 2014 dan 2013 perolehannya tidak jauh berbeda,” ungkapnya.
Pada 2014, perseroan membukukan capaian laba bersih sekitar Rp 31,736 miliar. Angka tersebut serupa dengan tahun sebelumnya. Ia beralasan, keuntungan stagnan akibat dari efisiensi di sisi pembelian barang dan penggunaan tenaga kerja.
Lebih lanjut diungkapkannya, pada semester I 2015, perseroan telah mencapai omzet sekitar Rp 130 miliar, meningkat tiga persen dibandingkan capaian periode serupa tahun lalu, yakni Rp 126 miliar.