EKBIS.CO, JAKARTA - Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan keputusan Yunani menolak dana talangan akan membuat gejolak ekonomi global semakin panjang. Indonesia pun akan terkena kena imbasnya meskipun tidak secara langsung dan tidak signifikan.
Eko mengatakan, semakin panjangnya krisis Yunani akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Yunani telah menimbulkan sentimen negatif bagi para investor terhadap perekonomian Eropa. Dampaknya, mata uang euro kini terus terdepresiasi.
Dengan semakin melemahnya euro, sudah tentu akan menambah pelemahan ekspor yang telah terjadi belakangan ini. "Ekspor ke Eropa akan terganggu. Padahal, Eropa juga termasuk salah satu pangsa pasar yang besar untuk Indonesia," kata Eko kepada Republika, Senin (6/7).
Kinerja ekspor ke Eropa juga akan terganggu karena negara-negara kuat seperti di Eropa seperti Jerman dan Prancis akan tersedot energinya untuk mencari jalan keluar terhadap krisis Yunani. Sebab, kalau tidak dicarikan solusi jangka pendek, ekonomi Eropa akan semakin kehilangan kepercayaan dari investor.
Kalau ekonomi Eropa semakin melemah, maka permintaan impor dari Eropa turut menurun. "Pemerintah harus mewaspadai kemungkinan ini," kata Eko.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kinerja ekspor ke Uni Eropa memiliki andil 11,17 persen terhadap kinerja ekspor per Mei 2015. Belanda menjadi negara tujuan ekspor terbesar di Uni Eropa dengan nilai 1.523 juta dolar AS. Di peringkat kedua ditempati Jerman dengan nilai 1.125 juta dolar AS.