EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, penjualan sepeda motor pada 2015 ini diperkirakan merosot tajam. Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya perekonomian di dalam negeri dan menurunnya daya beli masyarakat.
"Momentum ramadan dan lebaran tidak bisa mendongkrak penjualan, saya justru khawatir karena pada Mei 2015 penjualan sudah turun 24 persen," ujar Gunadi di Jakarta, Senin (6/7).
Gunadi menjelaskan, industri sepeda motor telah melakukan revisi target penjualan pada tahun ini dari 7,7 juta unit menjadi 6,7 juta unit. Gunadi pesimistis target penjualan 6,7 juta unit belum tentu dapat tercapai pada tahun ini.
"Sepertinya target tidak mungkin di revisi lagi, karena sayaa khawatir kalau di koreksi lagi nanti pasarnya malah bermasalah," kata Gunadi.
Menurut Gunadi, kebijakan pemerintah dalam memberikan kelonggaran uang muka tidak berpengaruh besar dalam penjualan sepeda motor. Pasalnya, meskipun uang muka yang disetor berjumlah kecil, masyarakat tetap memiliki tanggung jawab untuk membayar tagihan cicilan per bulan. Dengan kondisi ekonomi di dalam negeri lemah, tentu saja hal ini akan memberatkan masyarakat dan mereka lebih memilih untuk mendahulukan kebutuhan sehari-hari atau primer.
Sementara itu, kinerja ekspor industri sepeda motor pada kuartal I/2015 mencapai 60 ribu unit. Menurut Gunadi, ekspor sepeda motor masih cukup bagus karena ada pergeseran tren di sejumlah negara maju.
Tren itu yaitu beberapa negara maju yang biasanya menyukai motor besar sudah berubah tren dan lebih menyukai motor kecil. Hal ini tentu saja menjadi peluang bagi Indonesia untuk mencari pasar baru ekspor sepeda motor.
Sejumlah negara di Eropa seperti, Jerman, Belanda, dan Inggris merupakan pasar baru yang disasar oleh Indonesia. Gunadi memperkirakan, sampai akhir 2015 kinerja ekspor industri sepeda motor akan naik sampai 80 ribu unit.
"Meski ekspor naik tetap saja tidak bisa mengangkat penjualan sepeda motor, karena masih jauh dari target penjualan keseluruhan," kata Gunadi.