EKBIS.CO, JAKARTA --- Bank Indonesia memproyeksikan masih ada kecenderungan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada Jumat (10/7) menguat 43 poin di level Rp 13.304 dibandingkan Kamis (9/7) yang berada di level Rp 13.347 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Selama beberapa pekan terakhir rupiah ada di kisaran Rp 13.300 dinilai sebagai cerminan fundamental ekonomi Indonesia. Namun, secara neraca transaksi berjalan di Indonesia masih defisit.
"Artinya kebutuhan kita akan valuta asing lebih banyak daripada tersedianya valas, jadi kecenderungan rupiah melemah ada," jelas Agus kepada wartawan di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Jumat (10/7).
Agus menjelaskan, kecenderungan rupiah melemah tetap ada kalau transaksi berjalan defisit. Selain itu, impor lebih besar dari ekspor barang jasa. Serta masih banyak transaksi valas dalam negeri sekitar 7 miliar dolar AS per bulan. Hal itu yang menekan nilai tukar rupiah.
Dia melihat secara musiman permintaan dolar pada kuartal II tinggi, karena untuk membayar bunga, deviden, jasa-jasa, dan repatriasi. Kemudian, pada kuartal III biasanya menurun. Namun, dia melihat saat ini permintaan dolar masih tinggi. Selama transaksi berjalan masih defisit, lanjutnya, permintaan dolar akan lebih besar daripada tersedianya dolar.