EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan Produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2015 tumbuh 5,0 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,3 persen. LPS juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2016 dari 5,6 persen menjadi 5,5 persen.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho mengatakan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan terutama karena realisasi pertumbuhan kuartal I jauh di bawah ekspektasi. Realisasi belanja pemerintah dan pertumbuhan kredit yang masih lambat pada kuartal II ikut menjelaskan pemangkasan proyeksi pertumbuhan PDB 2015.
Imbangan risiko pertumbuhan ekonomi ke depan, jelas Adi, cenderung netral. "Pembalikan arah belanja pemerintah dan pertumbuhan kredit dapat menjadi upside risk yang mendukung pertumbuhan pada semester kedua," kata Adi, Senin (13/7).
Berlanjutnya perbaikan neraca perdagangan Indonesia juga menjadi upside risk bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Sebaliknya, Adi menjelaskan downside risk bersumber dari depresiasi nilai tukar rupiah dan inflasi yang masih akan relatif tinggi hampir di sepanjang tahun 2015.
Pada triwulan II 2015 ini sejumlah lembaga ekonomi global merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Dunia menurunkan target pertumbuhan Indonesia dari 5,2 persen menjadi 4,7 persen pada tahun ini. Dana Moneter Internasional (IMF) memiliki prediksi yang sama.
Bank Pembangunan Asia (ADB) pun mengoreksi pertumbuhan Indonesia dari 5,5 persen menjadi 5,0 persen pada 2015. Sementara, Bank Indonesia (BI) mematok pertumbuhan pada angka 5,1 persen dan pemerintah menurunkan target pertumbuhan dari 5,7 persen menjadi 5,4 persen.