EKBIS.CO, JAKARTA -- Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan nasional yang diperdagangkan secara luas di dunia. Kopi merupakan penghasil devisa keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao. Namun, produktivitasnya belum terunggul meski memiliki lahan potensial yang besar mencapai 1,2 juta hektare. Dibandingkan Vietnam, produktivitas kopi Indonesia masih kalah hingga lebih dari 50 persen.
"Ketertinggalan Indonesia dari Vietnam dalam hal produktivitas produksi kopi karena masalah teknik perkebunan kopi di Indonesia yang masih tradisional," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Irmijati Rachmi Nurbahar pada Selasa (21/7).
Sementara itu, lanjut dia, Vietnam sudah menerapkan Good Agriculture Practice (GAP) atau Praktik Perkebunan yang Baik. Di mana, telah diterapkan mekanisme pemilihan Mulai dari benih unggul dan bersertifikat, pengairannya baik, pupuknya optimal dan sesuai standar.
Penerapan GAP tersebut membuat Vietnam mampu menghasilkan kopi yang melimpah per hektar lahan mencapai 2,2 ton per hektar, bahkan ada yang mencapai empat ton per hektare. Sementara Indonesia belum mencapai satu ton per hektare.
Data Kementan menyebut, di 2014 Vietnam mampu menyumbang 1,32 juta ton produk kopi ke pasar internasional. Sementara Indonesia hanya mampu memproduksi 0,69 juta ton untuk pasar global. Meski begitu, Indonesia masih unggul dalam hal cita rasa dan aroma. "Kita tengah melakukan pembenahan untuk menerapkan GAP," ujarnya.