EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) membukukan penyaluran kredit Rp 55,7 triliun pada semester I-2015. Kredit tumbuh 11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 50 triliun.
Tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level 0,8 persen, di bawah batas NPL yang ditetapkan regulator.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, sepanjang semester I-2015 situasi perekonomian dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. Namun, penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dinilai tumbuh signifikan dan menjadi motor pertumbuhan.
Portofolio kredit segmen UMKM mencapai Rp 14,8 triliun per akhir Juni 2015, tumbuh 32 persen (year on year/yoy). Jika dihitung secara year to date (ytd), atau dari posisi Desember 2014 yang tercatat Rp 12,7 triliun, kredit segmen UMKM meningkat 16 persen.
"Data ini memperlihatkan aktivitas bisnis di segmen UMKM tetap menggeliat, meski perekonomian sedang menghadapi tekanan," kata Jerry dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7).
Selain membiayai pelaku UMKM, BTPN juga menyalurkan kredit ke para pensiunan. Kredit pensiun tumbuh 8 persen (yoy) menjadi Rp 35,8 triliun.
Melalui anak usaha BTPN Syariah, BTPN juga menyalurkan kredit ke kelompok masyarakat prasejahtera produktif. Kredit ke segmen tersebut tumbuh 56 persen (yoy), dari Rp 2,1 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp 3,2 triliun pada semester I-2015.
Menurut Jerry, ekspansi kredit ke segmen prasejahtera produktif sangat positif, mengingat rata-rata pinjaman sebesar Rp 1,5 juta per nasabah per tahun. "Ini menunjukkan tingginya kebutuhan pendanaan di kelompok masyarakat bawah," imbuh Jerry.
BTPN dan PT Triputra Persada Rahmat selaku pemegang saham telah menyuntikan modal baru senilai Rp 160 miliar kepada BTPN Syariah. Penyuntikan modal untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas BTPN Syariah dalam melayani segmen prasejahtera produktif. Sehingga BTPN Syariah naik kelas ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. Jerry menyatakan penyuntikan modal tersebut sudah mendapatkan izin. "Langkah selanjutnya adalah menciptakan produk dan inovasi baru untuk meningkatkan peranan di segmen prasejahtera produktif, misalnya mensinergikan layanan BTPN Wow! untuk nasabah BTPN Syariah,” tambahnya.
BTPN Wow! merupakan brand BTPN untuk program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat ke sistem perbankan. Semakin banyak masyarakat yang masuk ke sistem perbankan (bankable), lanjutnya, semakin terbuka peluang pembiayaan baru. Bagi BTPN Syariah, kata Jerry, layanan berbasis telpon selular sangat strategis. Sebab, sebagian besar target pasarnya belum memiliki rekening, tinggal di pelosok desa dan jauh dari jangkauan layanan perbankan.
BTPN juga memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan kepada nasabah. Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah yang meliputi para pensiunan, pelaku UMKM, serta komunitas prasejahtera produktif.
Sepanjang Semester I-2015, BTPN telah menyelenggarakan 47.912 aktivitas Daya. Sedangkan jumlah peserta Program Daya mencapai 676.526 nasabah. Data tersebut dinilai menunjukkan tingginya minat nasabah untuk mengikuti program pemberdayaan.