EKBIS.CO, GORONTALO -- Pertumbuhan kredit di Provinsi Gorontalo mencapai 20 persen. Komposisinya terdiri dari 64 persen untuk konsumsi, 26 persen untuk modal kerja, sedangkan kredit untuk investasi hanya 11 persen.
Menurut Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Akhmad Kosasih, budaya masyarakat di Gorontalo memang konsumtif. "Seperti lebaran misalnya, untuk lebaran mereka mesti ganti ini dan itu," ujarnya, saat ditemui di Hotel Maqma, Gorontalo, Selasa, (28/7).
Meski begitu, Akhmad menghimbau kepada perbankan, agar tak fokus pada kredit konsumsi melainkan fokus di berbagai sektor produktif. Maka, sinergi antara perbankan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) harus ada.
"Jadi bagaimana menguatkan potensi pelaku usaha di Gorontalo, jangan sampai perbankan memberikan pembiayaan, tapi Pemda ngak mau apa-apa, kan repot," tutur Akhmad. Ia menambahkan, sinergi bersama untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat diperlukan.
Akhmad pun menyatakan, dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit di Gorontalo, menurun tahun ini. Sebelumnya sekitar 25 sampai 30 persen.