EKBIS.CO, JAKARTA -- Adira Finance mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 15,0 triliun atau setara dengan 844 ribu kontrak baru pada semester I-2015. Pada kuartal II-2015 pembiayaan baru meningkat sebesar 14 persen menjadi Rp 8,0 triliun dari Rp 7,0 triliun pada kuartal I-2015.
Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi Dharma mengatakan, pertumbuhan pembiayaan baru didorong pertumbuhan pembiayaan sepeda motor sebesar 17 persen dan mobil sebesar 11 persen. Pangsa pasar sepeda motor baru dan mobil baru yang dibiayai Adira terhadap penjualan kendaraan bermotor nasional masing-masing 12,0 persen dan 4,8 persen.
"Piutang pembiayaan yang dikelola (manage receivables) tercatat senilai Rp 47,5 triliun," ujarnya dalam paparan kinerja di Menara Danamon Jakarta, Kamis (30/7).
Menurutnya, saat ini terjadi perlambatan penjualan kendaraan bermotor secara nasional. Gaikindo telah merevisi target penjualan mobil yang sebelumnya 1,2 juta unir menjadi 1,05 juta unit pada akhir 2015. AISI juga merevisi target penjualan sepeda motor yang semula 8 juta unit menjadi 6,5 juta unit.
Direktur Pemasaran Pembiayaan Adira Finance Hafid Hadeli menambahkan, dengan perlambatan penjualan kendaraan baru, Adira menggenjot pembiayaan kendaraan bekas. Sebanyak 40 persen penyaluran pembiayaan pada semester I-2015 adalah kendaraan bekas. Penjualan mobil bekas tumbuh 18 persen (yoy) dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 2,8 triliun pada Juni 2015. Penyaluran pembiayaan untuk sepeda motor bekas tumbuh 4 persen menjadi Rp 3,2 triliun pada semester I-2015. "Kenaikan pada harga kendaraan baru telah membuat mobil bekas menjadi pilihan masyarakat yang tetap membutuhkan kendaraan untuk kegiatan produktifnya," jelasnya.
Untuk mengantisipasi perlambatan industri otomotif, Adira Finance memperluas produk pembiayaan dengan menawarkan pembiayaan durable yang dimulai pada Mei 2015. Pada semester I-2015, laba bersih Adira Finance tercatat sebesar Rp 198 miliar, akibat koreksi pada pembiayaan baru, kenaikan pada biaya pendanaan, biaya kredit, dan biaya operasional.
Penyaluran pembiayaan baru sepeda motor tercatat sejumlah Rp 8,6 triliun, sedangkan pembiayaan baru untuk mobil mencapai Rp 6,4 triliun. Pembiayaan sepeda motor menjadi kontibutor utama sebesar 58 persen dari total pembiayaan. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat pada level 1,7 persen.