EKBIS.CO, TOKYO -- Inflasi tahunan Jepang dibulan Juni 2015 melambat akibat tak adanya peningkatan signifikan dalam pengeluaran rumah tangga dan belanja konsumen. Ini menjadi tantangan bagi bank sentral untuk mendongkrak aktivitas ekonomi di Negara Samurai tersebut untuk memenuhi target dua persen.
Bank Sentral Jepang saat ini diproyeksikan akan menunda perluasan stimulus moneternya. Regulator berulang kali mengatakan mereka akan melihat efek dari penurunan harga minyak tahun lalu terhadap perlambatan inflasi.
"Bank Sentral Jepang tadinya berharap akan ada rebound permintaan konsumen. Sayangnya, hal itu tak mungkin terwujud melihat data pengeluaran hari ini," kata Ekonom Capital Economics, Marcel Thieliant, dilansir dari Strait Times, Jumat (31/7).
Indeks harga konsumen pokok di Jepang, mencakup produk minyak namun tidak termasuk volatil biaya makanan segar hanya naik 0,1 persen sepanjang Juni dan tidak membawa perubahan signifikan bagi perekonomian, khususnya sejak April 2013. Pengeluaran rumah tangga turun di level dua persen tahun ini setelah sempat naik 4,8 persen sebulan sebelumnya. Ini diakibatkan cuaca hujan yang menghalangi pembeli.
Pemerintah Jepang mengatakan bahwa perlambatan Juni ini lebih kepada faktor temporer, yaitu cuaca buruk. Banyak analis setuju dengan pernyataan Bank Sentral Jepang bahwa pertumbuhan ekonomi akan bergairah kembali pada kuartal ketiga seiring dengan stabilitas upah yang mengangkat angka konsumsi masyarakat. Namun, ada ketidakpastian tentang sebera kuat permintaan global, terutama Asia yang membebani ekspor dan output perusahaan.