Senin 03 Aug 2015 06:29 WIB

NU Luncurkan Koperasi Mabadiku Penyangga Ekonomi Umat

Red: Julkifli Marbun
Presiden Jokowi didampingi Pengurus PBNU dan Gubernur Jatim Soekarwo memukul bedug tanda pembukaan Muktamar ke-33 NU, di alun-alun Jombang, Sabtu (1/8) malam.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi didampingi Pengurus PBNU dan Gubernur Jatim Soekarwo memukul bedug tanda pembukaan Muktamar ke-33 NU, di alun-alun Jombang, Sabtu (1/8) malam.

EKBIS.CO, JOMBANG -- Organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama mengenalkan koperasi mabadiku bintang sembilan sebagai lembaga ekonomi untuk menjembatani para pengusaha mikro kecil, sehingga bisa sebagai penyangga ekonomi umat, yang dikenalkan di area Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur.

"Kami ingin gabungkan potensi yang ada. Pada nahdliyin di Nusantara ini, bisa menjembatani mereka yang usaha mikro 'finance', yang usaha rumahan agar lebih berdaya," kata Ketua Umum Koperasi Mabadiku Bintang Sembilan Irnanda Laksanawan di Jombang, Ahad (2/8).

Irnanda yang ditemui dalam acara seminar ekonomi di kampus Unversitas Darul Ulum Jombang, itu mengatakan potensi ekonomi masyarakat terutama warga nahdliyin sangat besar. Namun, tidak semua warga mempunyai modal dan kesempatan untuk mengembangkan usaha mereka.

Untuk mendukung pengembangan usaha ini, Koperasi Mabadiku sudah membuat terobosan dengan memanfaatkan teknologi terbaru. Mereka juga bekerja sama dengan mitra-mitra usaha strategis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi warga.

Beberapa usaha itu seperti menyediakan peluang usaha untuk anggota koperasi "paymen online system" (POS), warung Mabadiku, Lampu Mabadika, loket Mabadiku, serta menyediakan berbagai macam produk yang halal dan murah.

Selain itu, dalam koperasi ini juga menyediakan berbagai macam usaha simpan pinjam guna membantu akses pembiayaan usaha anggota. Mereka bisa mendapatkan tambahan modal usaha untuk pengembangan usahanya.

Ia juga mengatakan, dalam waktu dekat akan bekerja sama untuk remitansi TKI dengan program "western union". Para TKI yang hendak mengirimkan uang ke keluarganya dapat memanfaatkan jasa di koperasi dan tidak khawatir dengan biaya administrasi yang mahal.

"Nanti kerja sama western union dari seluruh dunia, sehingga tidak perlu lagi antre di bank dan langsung bisa diuangkan dalam bentuk rupiah. Kami bertujuan untuk membantu supaya tidak banyak terpotong," tuturnya.

Ia mengatakan, koperasi ini memang masih baru berdiri sekitar 2,5 tahun. Dalam waktu dekat, akan ada pondok pesantren sebagai proyek percontohan nasional pendirian koperasi ini. Nantinya, proyek itu akan dilakukan di pondok pesantren yang ada di Pasuruan.

Untuk saat ini, ia mengatakan terus mengadakan sosialisasi ke warga nahdliyin, sebab pendirian koperasi ini masih baru. Salah satu sosialisasi dilakukan di area Muktamar NU yang digelar di Jombang.

Selain mempunyai program untuk usaha-usaha strategis, koperasi ini juga melaksanakan program kartanu secara nasional melalui sistem langsung dalam jaringan atau "online" atas nama PBNU.

Saat ini, sudah ada sekitar 2.000 warga nahdiyin yang sudah tertarik mendaftarkan diri dengan program tersebut. Data mereka sudah masuk dan tinggal pengiriman ke masing-masing daerah. Pengiriman akan dilakukan setelah ada keputusan struktur kepengurusan di PBNU.

Ia berharap, niatan awal untuk membantu warga nahdliyin dengan mendirikan koperasi bisa menjadikan lebih berkembang. Ia juga berharap, ke depan seluruh pondok pesantren serta cabang maupun wilayah di seluruh Indonesia juga mempunyai koperasi ini. Diharapkan, dengan koperasi, ekonomi masyarakat juga bisa semakin kuat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement