Senin 03 Aug 2015 16:26 WIB

Pelemahan Rupiah Diyakini Masih Terus Berlanjut

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Belum adanya sentimen positif terhadap rupiah membuat pergerakannya cenderung masih bertahan di zona merah. Pelaku pasar pun enggan mentransaksikan rupiah sehingga lajunya cenderung kian tertekan.

"Apalagi pelemahan ini masih sama penyebabnya di mana terkena sentimen pelemahan tidak langsung dari harga-harga komoditas," ujar analis saham, Reza Priyambada, Senin (3/8).

Maraknya pemberitaan mengenai ekonomi  Cina yang berpotensi terkoreksi di kuartal II 2015 telah membuat harga-harga komoditas terus melemah. Pelemahan ini tentu saja dimanfaatkan oleh dolar AS untuk berbalik menguat. Akibatnya sejumlah mata uang Asia pun tergilas dengan penguatan dolar AS termasuk rupiah.

Pelemahan pada mata uang Asia, terutama yuan yang berimbas pada won, yen, dan lainnya seiring dengan perkiraan akan melambatnya perekonomian memberikan imbas negatif pada rupiah. Akibatnya sejumlah mata uang Asia pun tergilas dengan penguatan dolar AS termasuk rupiah.

Di hari lainnya, sentimen positif dari otoritas pasar dan pemerintah Cina yang kembali menegaskan tekadnya untuk menstabilkan volatilitas pasar ekuitas cukup membantu penguatan yuan. Penguatan rupiah ini juga turut didukung dengan sempat melemahnya dolar AS jelang pertemuan FOMC.

"Pelaku pasar melihat kemungkinan The Fed menaikan suku bunganya di September masih belum jelas seiring belum sepenuhnya membaik kondisi ekonomi AS," kata Reza.

Tidak hanya itu, lelang sukuk yang cukup banyak diminati turut memberikan sentimen positif pada rupiah. "Kondisi penguatan rupiah mampu melampaui kekhawatiran kami akan masih berlanutnya pelemahan," ucapnya.

Reza berharap pergerakan rupiah dapat menguat, namun ada kekhawatiran adanya potensi pelemahan seiring hasil pertemuan The Fed yang memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk dapat menguat.

The Fed optimis perekonomian AS yang sedang berjalan menuju pemulihannya memberikan peluang untuk menaikan suku bunganya pada September. Tentu saja kondisi ini akan direspon positif oleh dolar AS dan rupiah pun kembali tergilas.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement