EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah optimis pasar perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tetap ramai di tengah kondisi pelemahan ekonomi. Oleh karena itu, program sejuta rumah rakyat akan berjalan lancar didukung sejumlah subsidi kredit dan bantuan dana lainnya. Seperti diketahui, penjualan rumah untuk kalangan menengah ke atas melambat.
"Kemajuan program sejuta rumah MBR menggembirakan, hingga Juli ini, anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp 5,1 triliun sudah terserap seluruhnya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera), Basuki Hadimuljono pada Kamis (6/8).
Untuk lebih menyulut semangat MBR membeli rumah dalam rangka menyukseskan program Sejuta Rumah, Kemenpupera menetapkan penurunan down payment (DP) hingga satu persen dan bantuan uang muka tunai Rp 4 juta. Untuk mensubsidi selisih bunga, lanjut Basuki, dana dari kegiatan Badan Layanan Umum (BLU) akan dioptimalkan.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kemenpupera Maurin Sitorus meminta agar pemerintah daerah turut mendukung keberhasilan program sejuta rumah rakyat. Salah saru caranya dengan memperhatikan Housing affordability.
"Ini terkait dengan upah minimum, tanah, infrastruktur, perijinan, harga material atau bangunan," katanya. Pemerintah pusat dan daerah, lanjut dia, harus bekerja sama membenahi sisi supply. Adapun kebutuhan rumah pertahun rata-rata sebesar 800 ribu unit disebabkan oleh urbanisasi, karena pendatang belum memiliki rumah.
Program Sejuta Rumah Rakyat terdiri dari pembangunan 700 ribu unit rumah untuk MBR dan 300 ribu unit untuk Non MBR. Pagu indikatif anggaran tahun depan untuk KPR bersubsidi mencakup KPR FLPP sebesar Rp. 9,3 Triliun, Selisih Suku Bunga (SSB) Rp 2 Triliun, dan Bantuan Uang Muka Rp 1,3 Triliun.