EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis penerimaan pajak akan meningkat drastis pada semester II. Dia pun yakin shortfall atau selisih realisasi dengan target penerimaan tidak melebihi Rp 120 triliun.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Bambang, penerimaan pajak selalu lebih tinggi di semester II dibanding semester I. "Memang kebanyakan menumpuk di akhir tahun. Sama seperti belanja," kata Bambang di kantornya, Jumat (7/8).
Penerimaan pajak akan terus meningkat di semester II karena adanya tahun pembinaan pajak berupa penghapusan denda bagi yang mau membayar kekurangan pajaknya dalam lima tahun terakhir. Pembayaran kekurangan pajak bisa dilakukan sampai akhir tahun.
"Tidak harus membayar sekarang. Jadi, banyak yang bayarnya menuju akhir tahun dan bisa dicicil pula," tambah Bambang. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realiasasi penerimaan pajak hinnga 31 Juli 2015 baru mencapai Rp 531,114 triliun atau 41,04 persen dari target Rp 1.294,258 triliun.
Rinciannya, pajak non migas terkumpul Rp 503,4 triliun. Sedangkan pajak penghasilan migas Rp 31,4 triliun. Artinya, pemerintah harus menambah penerimaan pajak Rp 651 triliun di semester II jika ingin mengejar penerimaan sesuai target.
Namun, kalau ingin mengejar penerimaan dengan shortfall maksimal Rp 120 triliun, maka penerimaan pajak masih kurang sekitar Rp 643 triliun. Jika dirinci dari sektor pajak non migas, hanya setoran dari pajak penghasilan (PPh) non migas yang kinclong. PPh non migas sudah terkumpul Rp 294,1 triliun.
Lebih tinggi dari periode sama tahun lalu Rp 256,9 triliun. Sedangkan pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan, dan pajak lainnya, masih lebih rendah dari tahun lalu. Bambang mengatakan penerimaan dari PPN masih bisa tumbuh lebih tinggi.
Sebab, pemerintah sudah memberlakukan faktur pajak elektronik sejak Juli 2015 untuk wilayah Jawa dan Bali. "Kalau ada e-faktur pasti bisa mengurangi restitusi. Kalau faktur manual kan kamu juga bisa bikin sendiri," kata Bambang. Penerimaan PPN hinga 31 Juli 2015 tercatat sebesar Rp 205,7 triliun atau 35,7 persen dari target. Angka ini lebih rendah dari realisasi di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 214,1 triliun.