EKBIS.CO, TASIKMALAYA -- Kabid Peternakan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Edi Ruhaedi menyebutkan, jika keberadaan sapi lokal tidak diimbangi dengan sapi impor, maka sapi lokal akan habis dipotong. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi, Edi mengaku pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah populasi sapi lokal. Akan tetapi ada beberapa kendala yang dihadapi.
"Kami melakukan inseminasi buatan untuk mempercepat pertambahan populasi tapi kendalanya lahan perternakannya di Kota Tasikmalaya sempit," kata Edi.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Tasikmalaya akan daging sapi, Edi mengaku belum tahu jumlah idelanya populasi sapi di Kota Tasikmalaya harus mencapai berapa ribu. Menurutnya, harus ada perhitungan antara jumlah penduduk, kebutuhan konsumsi masyarakat Tasikmalaya akan daging sapi dan populasi sapi berdasarkan umur dan jenis kelaminnya.
Harga sapi lokal timbang hidup normalnya Rp 33 ribu (per kg), saat ini harganya mencapai Rp 45 ribu. Sementara harga sapi impor timbang hidup normalnya Rp 37 ribu (per kg) dan saat ini harganya telah mencapai Rp 44 ribu.
Kemudian harga daging sapi potong jatuh di kisaran Rp 90 ribu (per kg) sampai Rp 100 ribu. Setelah penjual daging membersihkan tulangnya, mereka menjual dengan harga Rp 120 ribu (per kg) sampai Rp 130 ribu. Padahal harga normalnya mereka menjual dengan harga Rp 96 ribu (per kg).