EKBIS.CO, JAKARTA --- Bank Indonesia memberikan bantuan berupa penyediaan energi listrik terbarukan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Penyerahan bantuan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk warga di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.
Bantuan diserahkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo kepada Bupati Kutai Timur di sela-sela kunjungannya ke Balikpapan, Senin (10/8). Bantuan tersebut termasuk dalam total PSBI energi senilai Rp 5 miliar untuk Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Agus mengatakan, sejak 2008 sampai sekarang kondisi ekonomi dunia dalam keadaan kurang menggembirakan. Antara lain terjadi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun, harga komoditas selama tiga tahun terakhir juga terus menurun.
Hal seperti itu berdampak kepada Indonesia. Yang paling terkena dampak adalah kawasan di Sumatera dan Kalimantan. Karena selama ini tumpuan ekonomi dari ekspor sumber daya alam mentah dan belum ada proses nilai tambah.
Agus menyambut baik upaya pemerintah daerah di Kalimantan untuk tidak bertumpu pada sumber daya alam mentah. Seperti Balikpapan yang berkomitmen menjadikan wilayahnya sebagai kota MICE.
"Memang ekonomi kita sedang tertekan, tapi kita tidak bisa hanya berdiam diri," jelas Agus dalam sambutannya di acara penyerahan bantuan di STIKOM Balikpapan, Senin (10/8).
Untuk menjaga agar inflasi tidak tinggi, lanjutnya, pemerintah daerah Kalimantan telah melakukan tanam padi, cabai, dan bahan pangan lain. Pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2015 ini, Indonesia diperkirakan terkena dampak Elnino, yang bisa membuat kekeringan dimana-mana.
Menurutnya, upaya pangan strategis bisa menjaga dan mengendalikan inflasi. "Bank Indonesia ingin membangun pembangkit listrik tenaga surya di Kalimantan Timur, sehingga kita tidak ekspor dalam bentuk mentah melainkan sumber daya yang sudah diperbarukan," imbuhnya.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, mengatakan, sebelum dimekarkan pada 1999, Kutai Timur sudah lama berkembang. Saat itu di Kutai Timur telah beroperasi Pertamina dan perusahaan tambang terbesar di dunia. Merasa sumber daya alam fosil tidak akan menopang selamanya, kemudian Kutai Timur mengembangkan pertanian, seperti kelapa sawit, kebun karet, dan cokelat.
"Namun, rural area masih memiliki persoalan infrastruktur seperti jalan, listrik dan air bersih," ujarnya.
Saat ini, 96 persen infrastruktur jalan sudah masuk wilayah pedalaman. Salah satu yang masih menjadi momok adalah ketersediaan listrik.
Untuk ibu kota kabupaten dan ibukota kecamatan dinilai tidak ada masalah. Namun, ketika masuk ke pedalaman sudah jadi persoalan. Sehingga bantuan dari Bank Indonesia diharapkan dapat mendorong pemerataan di Kabupaten Kutai Timur.
Ardiansyah menjelaskan, Desa Sekerat dihuni oleh 688 Kepala Keluarga (KK), yang terdiri dari empat dusun. Yaitu Dusun Sekerat Pantai (133 KK), Dusun Mampang (108 KK), Dusun Sekurau Bawah (256 KK), dan Dusun Sekurau Atas (191 KK).
Sampai saat ini, penduduk di Desa Sekerat belum terlayani oleh listrik PLN dan masih menggunakan Genset berbahan bakar solar secara swadaya.
"Bantuan listrik energi terbarukan (PLTS) ini diharapkan akan mendukung pengembangan wilayah Desa Sekerat sebagai destinasi Ekowisata yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur," imbuhnya.