EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) telah menutup pintu air di Waduk Kedungombo untuk irigasi sawah per Agustus 2015. Tujuannya untuk mengatur debit air agar tetap cukup untuk kebutuhan masyarakat yang lainnya hingga musim kering berakhir.
"Agar cukup, makanya sekarang sedang ditutup airnya, jadi untuk listrik saja," kata Menteri Pupera Basuki Hadimuljono di sela-sela rapat koordinasi penanggulangan kekeringan lanjutan 2015 bersama Kementerian Pertanian pada Kamis (13/8). Pintu air untuk irigasi akan kembali dibuka paling cepat di September 2015. Dengan begitu, pada saat masa tanam bergulir, air tetap tersedia bersama hujan yang diharapkan mulai turun.
Namun, ketika ada penanaman oleh petani di wilayah irigasi Kedungombo, ia tak lantas membiarkannya kekeringan. Pintu air akan tetap ditutup, namun akan didatangkan bantuan berupa sumur pantek dan pompa agar sawah bisa terairi dari bendung dan sumber air lainnya. Meski begitu, penanamannya berada di bawah koordinasi Kementerian Pertanian.
Menteri Basuki bercerita, ia telah melakukan pemantauan kondisi air ke sejumlah bendungan per Agustus 2015. Waduk yang ditinjau di antaranya Bendung Klambuk, Grobogan dan Waduk Kedungombo yang mengairi areal seluas 61.444 hektare. Adapun skema pemanfaatan waduk Kedungombo berdasarkan rencana pola tanam daerah irigasi, terdapat tiga pembagian jenis tanaman, yakni padi da palawija.
"Pada pertumbuhan padi di periode Maret-April-Mei petani bisa menanam padi. Selanjutnya dimulai Juni-Juli petani menanam palawija untuk menghemat air," katanya. Selanjutnya, pada Agustus dilakukan pengeringan lahan dengan menutup pintu air untuk irigasi.
Langkah tersebut guna mengatur pembagian air agar merata hingga musim hujan tiba. Meski begitu, ia menekankan saat ini musim kemarau masih terkendali. Sebab sesekali hujan tiba dan air di bendungan masih aman.