EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai kondisi ekonomi yang saat ini tengah lemah, belum menganggu investasi di dalam negeri.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menegaskan, pihaknya belum melihat adanya penurunan investasi akibat kondisi ekonomi yang lesu akibat penguatan ekonomi AS dan juga devaluasi mata yang Cina.
Ia menyebutkan, pada semester I 2015 justru nilai investasi naik 16,6 persen, dibarengi dengan izin prinsip yang naik 40 persen.
"Kalau dikatakan pengaruhnya ada, tapi untuk investasi, saya belum menemukan titik di mana itu berpengaruh. Kalau misalnya sektor riil seperti semen, permintaan turun. Tapi, industri semen yang dibangun sekarang ada dibangun lebih dari 5. Dan semua sedang dalam proses," jelasnya, Selasa (25/8).
Franky melanjutkan, penguatan dolar AS tidak akan berpengaruh terhadap minat investasi asing. Kuncinya, katanya, adalah orientasi ekspor dibanding impor.
BKPM mencatat, dari 54 proyek besar tahun ini setidaknya menghasilkan 3,4 miliar dolar AS dari ekspor garmen, produk perikanan, karet, dan komoditas lainnya.
"Begini, investasi itu tentu berbeda dengan kondisi real yang sekarang. Tapi kita harus kita akui bahwa permintaan semen turun tapi di sisi lain ada industri semen yg sedang melakukan kontruksi tetap melanjutkan. Permintaan baja turun, tapi sisi lain, beberapa pabrik baja juga tidak melakukan perluasan atau peningkatan kapasitas," jelasnya lagi.