EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menolak anggapan Indonesia sedang menuju krisis akibat terus memburuknya rupiah.
"Kami sampaikan tidak, malah fundamental ekonomi kita membaik, tapi ekonomi dunia terus memburuk apalagi ada sentimen karena Fed Rate mau naik dan devaluasi Yuan," katanya dalam acara bertajuk "Waspada Ekonomi Indonesia" di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (27/8).
Ia membandingkan kondisi krisis yang menyerang Indonesia pada 19978 dimana jika bicara fundamental ekonomi, pada 1998 pertumbuhan ekonomi minus 13 persen bahkan sampai minus 17 persen, sedangkan saat ini tumbuh 4,7 persen.
Ia berharap ini terendah, dan apabila konsisten ia meyakini angka tersebut masih bisa meningkat.
"Yang ingin kami sampaikan BI instrumennya terbatas. Tapi kurs akan kami jaga stabilitas pasar valas untuk yakinkan volatilitas kurs di batas yang sehat," lanjutnya.
Bicara rupiah yang mencapai Rp 14.100 per dolar AS, ia mengatakan hal tersebut sudah overshoot dan undervalued, jadi eksportir harusnya terpanggil untuk melepas dolarnya.
Membandingkan dengan negara-negara berkembang lain, ia menyatakan Indonesia termasuk lebih baik.