EKBIS.CO, JAKARTA -- PT. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) merealisasikan pembelian saham kembali 1,347miliar saham atau 7 persen dari modal disetor perseroan. Sementara nilai buyback saham yang dikeluarkan maksimum mencapai Rp 2 triliun.
Pada 21 Agustus lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitan surat edaran nomer 22/SEOJK.04/2013 tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Berdasarkan hal itu, Direktur BSDE, Hermawan Wijaya pun pada hari ini, Selasa (1/9) melalui keterbukaan informasi mengumumkan rencananya melakukan buyback saham yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun pembelian kembali saham perseoran, akan dilaksanakan secara bertahap paling lama selama 3 bulan. Ini terhitung dari tanggal 1 September sampai 30 November 2015.
"Perseroan akan membatasi pembelian kembali saham pada harga maksimal sebesar Rp 1.700 per saham," jelasnya, Selasa (1/9).
Dalam hal ini ia menjelaskan, kondisi pasar yang berflukstiasi secara signifikan pada akhirnya telah memberikan dampak pada penurunan harga saham perseoran. Karena hal itu, BSDE pun kemudian mempertimbangkan opsi melakukan pembelian kembali saham untuk dapat meningkatkan kinerja harga saham di pasar modal. Ini pun diharapkan dapat mengurangi dampak fluktuasi pasar modal itu.
Selain itu, tujuan dari aksi korporasi ini supaya dapat memberikan fleksibilias dalam mencapai struktur permodalan yang lebih efisien. "Sehingga ini memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan laba per saham dasar serta imbal hasil ekuitas secara berkelanjutan," tulisnya.
Di sini ia meyakinkan buyback saham yang dilakukan tidak akan berdampak pada penurunan pendapatan dan pembiayaan perseroan. Jika aksi ini tidak berpengaruh pada pendapatan, maka laba per saham pun diharapkan tidak akan mengalami perubahan yang signifikan.
Sementara, perseroan pun berkeyakinan, pelaksanaan pembelian kembali saham tidak mempengaruhi kegiatan usaha perseroan. Pasalnya dinyatakan hingga kini pihaknya memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk menjalankan kegiatan usaha oprasional.
Meski begitu, pada penjualan saham di sektor properti khususnya pada hari ini hingga jeda sesi I terpantau tidak menunjukkan perbaikan. Kinerja indeks saham sektor itu masih memerah, yaitu minus 0,943 persen.
Kondisi ini pun terpantau terus terjadi secara year to date (YtD). Sektor properti anjlok secara signifikan sejauh 12,85 persen.