EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan pada pelajar masih sangat besar. Maka menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, diperlukan model produk keuangan dengan karakteristik dan fitur yang sesuai kebutuhan siswa.
Untuk mewujudkannya, OJK bekerjasama dengan 14 Bank Konvensional serta Syariah mengembangkan tabungan simpanan pelajar (SimPel) atau SimPel iB untuk syariah. Muliaman berharap, produk tersebut mampu menumbuhkan budaya menabung sejak dini.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan pada 2013 kepada 8.000 responden, disimpulkan, tingkat inklusi keuangan kelompok siswa baru 44 persen. Padahal secara statistik, jumlah pelajar SD, SMP, dan SMA di Indonesia sebanyak 20 persen dari total masyarakat Indonesia.
Terdiri dari 38,3 juta siswa ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Lalu sekitar 11 juta siswa di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
Muliaman menuturkan, keunikan SimPel dan SimPel iB sendiri di antaranya, nama siswa tercantum pada buku tabungan, setoran awal ringan, bebas biaya administrasi bulan, juga minimum setoran terjangkau.
"Semoga bisa menumbuhkan kebanggaan para pelajar karena namanya ada di buku tabungan, selama ini kan menggunakan nama orang tuanya atau wali kelasnya," jelas Muliaman, di Jakarta, Selasa, (8/9).
Muliaman menambahkan, program ini diharapkan bisa menjadi sarana penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) seperti tercantum dari RPJMN 2014-2019.
"Nantinua kegiatan aktivasi ini dilakukan secara berkelanjutan dengan target 16 kota di Indonesia sampai akhir 2015, yaitu Jakarta, Serang, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Palembang, Balikpapan, dan tujuh kota di Jawa Timur," tuturnya.