EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank-bank syariah melakukan restrukturisasi untuk membantu menekan rasio pembiayaan bermasalah. Strategi lain seperti diversifikasi produk dan layanan syariah juga didorong.
Head of Syariah Banking CIMB Niaga Fiman A. Moeis mengatakan, NPF gross UUD CIMB Niaga masih sekitar empat persen, masih di bawah industri 4,76 persen.
Penyumbang NPF UUS CIMB Niaga, lanjut Firman, macam-macam, salah satunya karena pembiayaan ke pertambangan batu bara. Pembiayaan di sektor pertambangan tidak besar, di bawah Rp 70 miliar.
Target NPF gross UUS CIMB Niaga hingga akhir tahun diupayakan turun menjadi 2,8 persen. "Penyelesaian pembiayaan bermasalah dan restrukturisasi dilakukan untuk mencapai itu," kata Firman.
Per Agustus, pembiayaam tumbuh 30 persen menjadi Rp 7,2 triliun dari Rp 5,6 triwulan pada Agustus 2014. DPK per Agustus 2015 sebesar Rp 8,2 triliun.
Tahun ini, target aset diharapkan bisa mencapai Rp 12 triliun dengan pembiayaam Rp 9,5 triliun. Sementara DPK sampai akhir tahun akan disamakan dengan pembiayaan. UUS CIMB Niaga masih fokus di pembiayaan UKM dan konsumer. Porsinya komsumer dan komersil diimbangkan.
Relaksasi aturan OJK dan BI dinilai membantu, terutama produk pembiayaan properti berakad MMQ sehingga mempercepat pembiayaan.